Jakarta - Kekerasan berbau SARA yang terjadi di Cikeusik, temanggung dan Pasuruan, disinyalir tidak berlangsung secara spontan. Tragedi itu diduga Fraksi PPP dilakukan oleh sekelompok orang terlatih.
Wakil Sekretaris Jenderal PPP Arwani Thomafi mengungkapkan, kejadian di Cikeusik adalah rangkaian yang sama sekali tidak ada persoalannya dengan kebebasan umat beragama. Kekerasan agama itu merupakan sesuatu yang didisain untuk mendelegetimasi pemerintahan SBY.
“Ini adalah persoalan yang dilakukan sekelompok terlatih, kita bisa lihat ada yag pakai pita berwarna-warni, kita bisa lihat bagaimana peristiwa itu bisa disajikan begitu cepat di internet, ada perancanaan terukur dan rapih. Ini tidak bisa dilakukan masyarakat secara spontan, tujuannya untuk mendelegetimasi pemerintah dan kelompok agama yang ingin dibuat hancur di negara ini,” ungkapnya di gedung DPR, Jakarta, Jumat 18 Februari 2011.
Anggota Komisi III DPR dari Fraksi PPP Ahmad Yani menambahkan, berdasarkan informasi yang diterimanya dari kader PPP di Cikeusik, temanggung dan Pasuruan, kelompok ,yang menyerang itu bukan berasal dari organisasi-organisasi keagamaan.
“Betul ini dilakukan kelompok terlatih. Ada kelompok orang tertentu yang memerintahkan untuk melakukan kerusuhan-kerusuhan tersebut,” imbuhnya.
Sekretaris Fraksi PPP Muhammad Rommahurmuziy mengatakan, undang-undang mewajibkan negara untuk melindungi umat beragama. “Karena ini soal penistaan agama, maka negara harus melindungi umat yang dinistakan agamanya, buka melindungi Ahmadiyah,” tegasnya. (Matanews, 19 Februari 2011)