Jakarta - Dalam rilis survei terbaru yang dilakukan Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC), Partai Demokrat lagi-lagi terpuruk dalam hasil survei dengan mengalami penurunan tajam persentase dukungan dari para responden. posisi Demokrat kini berada pada posisi ketiga, yaitu di bawah 10 persen.
"Ada dua partai alami penurunan tajam PD dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS), yang terus alami kenaikan Partai Golkar (PG) dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP)," kata Direktur Riset SMRC, DJayadi Hanan, saat merilis hasil survei di hotel Sari Pan Pacific, Jakarta, Minggu (3/1).
Menurut hasil survei SMRC, Partai Golkar (PG) menempati posisi teratas sebesar 21,3 persen, diikuti Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) sebanyak 18,2 persen, Demokrat 8,3 persen, dan Partai Gerindra 7,2 persen.
Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) mendapat 5,6 persen, Partai NasDem 5,2 persen, Partai Persatuan Pembangunan (PPP) 4,1 persen dan PKS hanya mendapat 2,7 persen. Sementara dua posisi bontot ditempati Partai Amanat Nasional (PAN) yang hanya meraih 1,5 persen dan Partai Hanura 1,4 persen.
Hasil tersebut didapatkan SMRC melalui pertanyaan "Partai atau calon anggota DPR partai mana yang dipilih bila pemilihan anggota DPR diadakan sekarang?"
Survei dilakukan terhadap 1220 responden berusia 17 tahun ke atas melalui wawancara tatap muka responden mulai 6-20 Desember 2012 dengan toleransi kesalahan atau margin of error tiga persen. Prosedur survei yaitu multistage random sampling.
"PD kita lihat terus menerus turun sampai delapan persen, tapi Golkar diatas dan PDIP naik," kata DJayadi lagi.
Yang juga menarik menurutnya adalah posisi Partai Gerindra yang dianggap sudah dalam posisi yang cukup memimpin di kalangan partai menengah.
"Sementara PAN dan PKS stabil di angka itu-itu saja," tutupnya.
Sebagai informasi, dengan survei yang dilakukan pada awal hingga pertengahan Desember, artinya para responden belum terpengaruh sejumlah kasus terbaru yang melibatkan kader parpol. Berbagai kasus tersebut adalah kasus narkoba artis Raffi Ahmad yang sempat menyeret kader PAN Wanda Hamidah dan kasus dugaan suap izin impor daging sapi yang diduga melibatkan mantan Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq. (Rimanews, 3 Februari 2013)
"Ada dua partai alami penurunan tajam PD dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS), yang terus alami kenaikan Partai Golkar (PG) dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP)," kata Direktur Riset SMRC, DJayadi Hanan, saat merilis hasil survei di hotel Sari Pan Pacific, Jakarta, Minggu (3/1).
Menurut hasil survei SMRC, Partai Golkar (PG) menempati posisi teratas sebesar 21,3 persen, diikuti Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) sebanyak 18,2 persen, Demokrat 8,3 persen, dan Partai Gerindra 7,2 persen.
Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) mendapat 5,6 persen, Partai NasDem 5,2 persen, Partai Persatuan Pembangunan (PPP) 4,1 persen dan PKS hanya mendapat 2,7 persen. Sementara dua posisi bontot ditempati Partai Amanat Nasional (PAN) yang hanya meraih 1,5 persen dan Partai Hanura 1,4 persen.
Hasil tersebut didapatkan SMRC melalui pertanyaan "Partai atau calon anggota DPR partai mana yang dipilih bila pemilihan anggota DPR diadakan sekarang?"
Survei dilakukan terhadap 1220 responden berusia 17 tahun ke atas melalui wawancara tatap muka responden mulai 6-20 Desember 2012 dengan toleransi kesalahan atau margin of error tiga persen. Prosedur survei yaitu multistage random sampling.
"PD kita lihat terus menerus turun sampai delapan persen, tapi Golkar diatas dan PDIP naik," kata DJayadi lagi.
Yang juga menarik menurutnya adalah posisi Partai Gerindra yang dianggap sudah dalam posisi yang cukup memimpin di kalangan partai menengah.
"Sementara PAN dan PKS stabil di angka itu-itu saja," tutupnya.
Sebagai informasi, dengan survei yang dilakukan pada awal hingga pertengahan Desember, artinya para responden belum terpengaruh sejumlah kasus terbaru yang melibatkan kader parpol. Berbagai kasus tersebut adalah kasus narkoba artis Raffi Ahmad yang sempat menyeret kader PAN Wanda Hamidah dan kasus dugaan suap izin impor daging sapi yang diduga melibatkan mantan Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq. (Rimanews, 3 Februari 2013)