JAKARTA – Sudah saatnya Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dipimpin oleh kader dari kalangan generasi muda.
Menurut pengamat politik dari Universitas Indonesia (UI) Arbi Sanit, selain dapat membawa semangat baru dan segar pada iklim dan kinerja partai, pimpinan dari kalangan generasi muda pun memiliki energi yang lebih andal untuk menjalankan berbagai agenda strategis menjelang Pemilu 2014. Terlebih, kata Arbi,mayoritas politikus senior PPP sangat mungkin tidak lagi andal bertarung pada 2014.
Menurut dia,pimpinan PPP dari kalangan generasi muda sangat diperlukan untuk menjawab tantangan kepemimpinan nasional mendatang.Partai yang mampu memunculkan figur kepemimpinan dari kaum muda adalah partai yang akan sukses di masa depan.
“Tentu, para politikus senior perlu mendukung kemunculan kepemimpinan muda ini,” ujar Arbi kepada SINDO di Jakarta kemarin.
Diberitakan sebelumnya, sejumlah nama telah muncul dalam bursa calon Ketua Umum DPP PPP pada Muktamar VII PPP 3–6 Juli 2011di Bandung. Mereka adalah Ketua Umum DPP PPP Suryadharma Ali (SDA),anggota Fraksi PPP DPR Ahmad Yani, Ketua DPP PPP Ahmad Muqowam,Bendahara Umum DPP PPP Suharso Monoarfa, Ketua DPP PPP Lukman Hakim Saefuddin, dan kader PPP Muchdi Purwopranjoto. Muncul pula nama mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Jimly Asshiddiqie,mantanMenteri Negara Pemuda dan Olahraga Adhyaksa Dault,dan mantan BupatiPandeglang AhmadDimyati. Namun baru tiga orang yang sudah menyatakan mantap mengikuti pencalonan, yakni Ahmad Yani, SDA,dan Ahmad Muqowam.
Sementara itu,Ahmad Yani sudah jauh-jauh hari telah menegaskan komitmennya untuk all outmengurus partai apabila terpilih menjadi ketua umum DPP PPP.
“Saya akan melepas jabatan saya sebagai anggota DPR dan fokus mengurus partai. Saya akan mewakafkan seluruh waktu dan tenaga saya untuk partai dan akan saya ubah paradigma yang biasanya ingin didatangi dan dilayani,” ujarnya. Bahkan bila nanti ada tawaran menjadi menteri, dengan tegas dia akan menolaknya.
“Karena bila kita juga duduk di pemerintahan,akan terjadi conflict of interest.PPP akan sulit bersikap kritis bila kita tidak setuju dengan kebijakan pemerintah.Tak baik juga bagi marwah partai seorang ketua umum menjadi bawahan petinggi parpol lain,”terangnya.