BUKIT TINGGI - Partai Persatuan Pembangunan optimis bangkit dan menjadi partai besar jelang pemilu 2014. Hal itu ditandai dengan bergabungnya sejumlah tokoh dan pemuka agama Islam ke dalam partai berlambang Ka’bah itu.
Demikian disampaikan oleh Ketua Umum DPP PPP Suryadharma Ali saat membuka Muswil VII PPP Sumater Barat, di Bukit Tinggi, Sumbar, Sabtu (29/1). Disebutkan Suryadharma, banyak tokoh, ulama, dan pimpinan pondok pesantren yang menyatakan kembali ke pangkuan PPP.
Terutama mereka yang berada di wilayah Jawa Timur dan Jawa Tengah. Bahkan, sebanyak 2000 kyai dan ulama Jateng akan mendeklarasikan kembali ke PPP pada tanggal 13 Februari mendatang. Rencananya acara tersebut akan digelar di Brebes Jateng. "Ada tanda-tanda besar PPP mendatang," kata dia.
Suryadharma menegaskan langkah yang diambil oleh para ulama dan kyai tersebut dinilai sangat positif. Mengingat, PPP merupakan salah satu parpol yang masih konsisten meletakkan Islam sebagai asas partai dan bertekad memperjuangkan aspirasi politik umat Islam terwadahi di parlemen.
"Kalau ada yang katakan parpol berbasis keagamaan kalau mau jadi parpol tengah harus tanggalkan basis keagamaan, itu bohong pandangan menyesatkan," ungkap dia.
Namun demikian, diungkapkan Suryadharma, para kader dan simpatisan ppp diminta agar bersatu dan tidak bercerai berai. Sebab, persatuan dan kebersamaan adalah kunci meraih kesuksesan. Selain itu, perlu pula membuka diri bagi pihak manapun bergabung dengan PPP.
"Jangan tutup pintu selebar-lebarnya SDM datang darimana saja bisa diterima dalam rumah besar yaitu PPP," kata dia.
Ketua DPW PPP Sumbar, Epyardi Asda, mengatakan PPP Sumbar menyatakan siap memperkuat barisan menuju 2014. Sebab hamper 50 persen pengurus 2006-2010 adalah tokoh segar dan mempunyai kemampuan serta dedikasi tinggi.
Namun demikian, persaingan ketat parpol menuntut partai untuk bersifat terbuka menerima kader dari luar parpol. "Revisi aturan kaderisasi disambut positif karenanya Muswil adalah momen tepat informasikan ke seluruh lapisan masyarakat," kata dia
Tetapi, kata Epyardi, hendaknya kader berkonsolidasi dan tidak menggunakan partai sebagai kendaraan pribadi. Konsolidasi menjadi mutlak mengingat RUU Parpol jika teraliasi di Pemilu 2014 dengan Parlementary Treshold 5 persen maka tidak menutup kemungkinan akan menggerus PPP.
"Jidak tidak ada perubahan struktur kepemimpinan, kaderisasi, maka tidak bisa dibayangkan PPP akan hilang," kata dia. (Republika, 29 Januari 2011)