Surabaya - Nahdlatul Ulama (NU) wilayah Jawa Timur tak mengundang pengurus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) maupun Partai Kebangkitan Nasional Ulama dalam peringatan Hari Lahir (Harlah) NU ke-88. Sebab, NU menganggap konflik di internal belum kunjung tuntas. ”Kalau satu diundang lainnya nanti marah. Dari pada ruwet, ya, tidak diundang sekalian,” kata Ketua Pengurus Wilayah NU Jawa Timur Kiai Hasan Mutawakkil Alallah, di kantornya Senin (21/2).
Namun, anehnya, pengurus Partai Persatuan Pembangunan (PPP) termasuk ketua umumnya Surya Darma Ali malah diundang untuk mengisi seminar yang diadakan di hotel itu. "Ini tidak ada kaitanya dengan politik, partai besar yang berazah islam kan hanya PPP dan PKS, ya, kami memilih kebetulan warga NU yang banyak, ya, di PPP,” ujarnya.
Karena itu, Mutawakil menegaskan, kesengajaan untuk tidak mengundang politisi dari PKB maupun PKNU bukan lantaran kedekatan beberapa kiai termasuk Mutawakil yang belakangan ini merapat ke PPP.
Harlah ke-88 NU bakal digelar di Hotel Bumi Surabaya pada Selasa (22/2) besok. Harlah ke-88 akan diisi dengan sebuah seminar dengan tema "NKRI, Aswaja dan Masa depan Politik Islam Nusantara". Seminar akan dibuka untuk umum dan dimulai pukul 08.00 hingga pukul 17.00.
Harlah pada Selasa besok, selain Surya Darma Ali, PWNU juga mengundang Ketua Umum DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum, Ketua Umum Partai Golkar Aburizal bakrie, serta Ketua Umum DPP PDI-P Megawati Soekarnoputri untuk menjadi pembicara.
Tak hanya itu, seminar yang terbagi menjadi dua sesi ini juga mengundang Ketua Umum PBNU Kiai Said Aqil Siraj, Ketua Laskar Aswaja Ja'far Umar Thalib, pakar politik Yudi Latief. Seminar akan dibuka oleh mantan ketua Pengurus Besar NU Hasyim Muzadi.
Di tempat yang sama, Rois Syuriah PWNU Jawa Timur Kiai Miftachul Ahyar menegaskan, pihaknya sengaja hanya mengudang tokoh dari partai besar yang pasti akan lolos elektoral treshold. ”Kami mengundang yang pasti-pasti saja," kata dia. (Tempo, 21 Februari 2011)
0 Comments
