Jakarta - Gerakan Pemuda Ka'bah (GPK) yang merupakan ormas bentukan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) disebut-sebut terlibat dalam kerusuhan di Temanggung, Jawa Tengah. Ketua Umum PPP Suryadharma Ali mempersilakan anggota GPK diproses sesuai dengan hukum jika mereka memang terbukti melakukan kerusuhan.
"Kalau memang ada, kita serahklan kepada penegak hukum. Yang saya ketahui organisasi GPK tidak punya track record dalam aksi kekerasan," kata Suryadharma Ali usai mengikuti rapat dengan Komisi VIII DPR di Gedung DPR, Kamis (10/2/2011) dini hari.
PPP menurut Surya sama sekali tidak pernah menginstruksikan kepada GPK untuk melakukan kekerasan. Untuk lebih jelasnya, Surya mengajak masyarakat untuk melihat perkembangan kasus ini.
"DPP PPP tidak pernah memberikan instruksi untuk melakukan tindak kekerasan dan anarkisme. Kita lihat nanti apakah anggota melakukan itu, atas perintah organisasi atau solidaritas," ujar pria yang juga menjabat sebagai Menteri Agama ini.
Apakah ada sanski dari partai? "Akan ada teguran keras dan tentu ada mekanisme partai," jawabnya.
GPK sebelumnya menyangkal terlibat kerusuhan di Temanggung, Jawa Tengah. Massa GPK memang berada di lokasi di dekat pengadilan namun tidak ikut melakukan perusakan rumah ibadah.
"Kita hanya suporter di pengadilan saja, tidak ikut sampai yang rusuh-rusuh itu," kata Ketua Gerakan Pemuda Kabah (GPK) Farid Ibrahim saat dihubungi detikcom, Rabu (9/2/2011).
Dia menjelaskan, saat sidang terkait penodaan agama di pengadilan, Farid dan sejumlah rekannya memang sempat hadir. Namun saat itu dia dan rekannya pun hanya menonton saja.
Sebelumnya sempat beredar kabar GPK ikut dalam rusuh di Temanggung. Farid menegaskan, pihaknya sama sekali tidak tahu menahu akan aksi rusuh itu. Kalaupun ada anggotanya yang ikut serta, itu adalah oknum.
"Saat kita datang ke pengadilan itu spontan. Kemudian saat selesai sidang massa mundur, GPK terpisah dari rombongan pulang. Organisasi melarang anarkis," imbuhnya.
Kerusuhan di Temanggung pecah pada, Rabu (8/2) terkait sidang dugaan penistaan agama. Mabes Polri mencatat ada 3 gereja yang dirusak massa. Tiga gereja tersebut yakni Gereja Bethel Indonesia, Gereja Protestan Pantekosta, dan Gereja Katolik Santo Petrus Paulus Temanggung. Selain gereja, 2 truk dalmas Polri juga dirusak. Polisi mensinyalir ada massa dari luar Temanggung yang terlibat kerusuhan. (Detiknews, 10 Februari 2011)