"Peristiwa di Cikeusik Pandeglang adalah benturan dua keyakinan yang tidak akan selesai dengan mengutuk, memberi hukuman yang keras, bahkan membubarkan organisasinya," kata dia kepada VIVAnews, Selasa 15 Februari 2011.
Dia menilai perlu dicari cara yang memungkinkan agar kedua belah pihak bisa hidup berdampingan tanpa kekerasan, semacam koeksistensi damai. "Dan paling penting, tanpa provokasi baik dari media maupun mereka yang mengaku pejuang atau pengamat HAM dan demokrasi," jelasnya.
Dia menilai negara memang tidak berhak mencampuri keyakinan. Namun, jika ada pihak yang menyebarkan ajaran yang menentang arus utama, itu bisa masuk ranah negara.
"Tanpa pembatasan dan pengaturan (negara), sama saja dengan membiarkan masyarakat hidup dalam anarkisme. Di sini negara harus berperan," kata dia.
Dalam insiden penyerangan jemaah Ahmadiyah, Minggu 6 Februari 2011, tiga orang tewas mengenaskan dan lima luka berat. Dalam kasus ini, kepolisian sudah menetapkan delapan tersangka. (Vivanews, 15 Februari 2011)
0 Comments
