JAKARTA - Partai Persatuan Pembangunan (PPP) rupanya sudah bosan dengan kabar akan dilakukannya perombakan (reshuffle) kabinet. PPP menengarai isu reshuffle hanya isapan jempol belaka lantaran sering dihembuskan tapi tak terealisasi.
"Mulai dari kabar warung kopi, kabar intelijen, sampai dengan dorongan resmi fungsionaris Partai Demokrat. Tapi hingga kini tak ada realisasi," ujar Wakil Sekjen PPP M Romahurmuziy saat dihubungi wartawan, Senin (21/2/2011).
Menurut pria yang akrab dipanggil Romi ini, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) masih berhitung konsekuensi bila pergantian sejumlah menteri dilakukan.
"SBY masih menghitung dampak politik yang timbul di luar kendali dan justrumemukul balik pemerintahannya," sambungnya.
Romi menambahkan, terdapat dua alasan mengapa reshuffle tidak perlu dilakukan. Pertama, karena momentumnya sudah lewat, kedua karena kegaduhan politik akan semakin menguat.
"Apalagi kalau besok angket pajak lolos. Tapi PPP tidak ingin terjebak permainan ini," pungkasnya.
Sebagaimana diketahui, isu soal reshuffle memang bukan kali pertama mencuat di media massa. Kali ini, kabar serupa kembali beredar. Bahkan, sederet nama pengganti yang akan dicopot juga sudah disiapkan.
Berdasarkan informasi yang beredar, sebanyak lima menteri yang akan dicopot dari jabatannya adalah Menkominfo Tifatul Sembiring, Menteri Perhubungan Fredi Numberi, Menteri Sosial Salim Segaf Al Jufri, Menteri BUMN Mustafa Abubakar, Menteri ESDM Darwin Zahedy Saleh.
Sementara itu, sederet nama yang akan menjabat sebegai menteri yang baru adalah, Sjafrie Sjamsoedin (Menkominfo), Goerge Toisutta (Menhub), Anas Urbaningrum (Mensos), Dahlan Iskan (Menteri BUMN), dan Karen Agustiawan (Menteri ESDM). (Okezone, 21 Februari 2011)