JAKARTA - Partai Persatuan Pembangunan tidak takut bakal terjepit dengan hadirnya Partai Kebangkitan Bangsa Indonesia (PKB Indonesia) bentukan Yeni Wahid.
Ikhtiar PPP sebagai rumah bersama umat islam tetap menjadi jualan untuk meraup dukungan luas umat islam di Indonesia. Juga wawasan islam sebagai Rahmatan il alamin bakal mampu mendulang dukungan rakyat Indonesia dari kalangan non muslim.
Hal ini diungkapkan oleh Ketua DPP PPP Bidang Politik Akhmad Muqowam di AMQ Center, Jakarta - Minggu (01/05). Ia katakan, hadirnya PKB Indonesia yang basis massanya sama dengan PPP tidak perlu menjadi ketakutan, tapi justru tantangan dan bahkan peluang. "Kalau ketakutan pasti tidak. Jadikan ini tantangan, tapi sekaligus peluang," katanya.
Perihal massa NU bakal terpecah karena hadirnya PKB Indonesia diakui PPP bisa saja terjadi. “Tentu saja ini bisa terjadi, tapi massa PPP kan tidak hanya tergantung pada NU saja, walaupun sejarah mencatat bahwa massa terbesar PPP itu basisnya ada di NU. PPP tetap mengedepankan visi sebagai rumah besar umat Islam, yang menampung umat islam dari berbagai kalangan. Bisa Muhammdiyah, bahkan juga dari kalangan non muslim,” ujar Muqowam.
Selain itu, dalam ikhtiar menjadikan PPP sebagai rumah besar umat islam, Muqowam melihat, ini usaha yang tidak mudah. Ia melihat banyak massa PPP yang sudah berpindah haluan. “Memang ada kehilangan massa PPP di masa lalu, yang masih bisa dilacak keberadaannya saat ini. Bisa diperkirakan, mereka berada di sekitar partai islam yang berhaluan islam inklusif dan nasionalis seperti demokrat, golkar, PKS, dan PKB, sedikit kemungkinan mereka ke PDIP, Gerindra dan Hanura,” urainya lanjut.
Lagi kata Muqowam, bisa saja dukungan PPP akan lahir kembali dengan mendekati lagi basis mereka yang terpecah pada partai-partai yang tidak lolos Parliamentary Threshold (PT), seperti PBB, PBR, PKNU. “Mereka masih mungkin ditarik kembali, asalkan saja PPP saat ini mampu menunjukkan diri sebagai rumah besar umat islam,” tandasnya.
Kata Muqowam lagi, hadirnya PKB Indonesia menjadi peluang justru karena ada keterpecahan. "Saya menduga saja, masyarakat bakal melihat dengan jernih keterpecahan ini. Akhirnya ada kerinduan untuk kembali pada rumah besar mereka yaitu PPP," ujarnya lagi.
Ia menengarai pula, PPP bakal tetap eksis bukan hanya dari umat islam saja tapi dari rakyat indonesia umumnya karena wawasan islam rahmatan I'll alamin yang dikedepankan PPP. "Islam rahmatan I'll alamin menjadi perekat kebangsaan lintas agama, karena kita membawa misi islam untuk kemanusiaan, yang tujuannya kemaslahatan bersama sebagai bangsa," tandas Muqowam.
Maka itu katanya, PPP perlu perubahan kepemimpinan. “Strategi yang dipakai PPP dalam meraup dukungan pada pemilu 2014 menjadi jelas setelah Muktamar PPP VII Juli nanti. Untuk ini pulalah saya maju menjadi salah satu kandidat Ketua Umum Partai pada Muktamar nanti. Kasihan PPP yang pernah jaya tapi terus saja menurun," ujarnya.
Menurutnya, kunci keberhasilan PPP di masa depan ada pada pemimpinnya. Ia mengedepankan tiga faktor kepemimpinan yang diperlukan PPP, yaitu melayani, responsif, fokus, independen, dan berani. (Media Indonesia, 3 Mei 2011)