JAKARTA — Muktamar Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ke-VII di Bandung, pada 3-7 Juli, wajib dijadikan momentum partai meraih kejayaan. Poros Cikini sebagai kumpulan elemen generasi Nahdlatul Ulama (NU), Muslimin Indonesia (MI), Syarikat Islam, dan Perti, mendesak perubahan status quo dalam struktur partai.
Ketua DPP MI, DM Yunus menyatakan, pihaknya mendesak segenap DPC, DPW, dan fraksi PPP DPR untuk bersama merombak struktur partai. Pasalnya, kondisi PPP sekarang berada dalam sakaratul maut. Partai, kata dia, terancam hidup segan mati tak mau. “Ini karena kepemimpinan sekarang tak efektif menjalankan roda organisasi,” kata Yunus dalam jumpa pers di Warung Daung, Selasa (14/6).
Menurut Yunus, Poros Cikini tidak berafiliasi dengan kandidat tertentu. Namun, pihaknya tak bisa membiarkan ketidakberdayaan PPP terus berlanjut. Caranya, kata dia, PPP harus mendeklarasikan identitas sebagai partai Islam. Tujuannya agar umat Islam yang selama ini belum terakomodasi aspirasinya mau melirik PPP.
Karena itu, Yunus menekankan agar muktamar di Bandung juga membahas revitalisasi ideologi. Tak melulu membicarakan pemilihan ketua umum PPP periode 2011-2015. “PPP harus kembali ke khitah menjadi pembawa harapan umat,” ujar Yunus. (Republika, 14 Juni 2011)