Jakarta - Figur orang nomor satu di Partai Persatuan Pembangunan mendatang diharapkan memiliki niat dan tekad yang bulat. Figur tersebut maju tidak hanya untuk mencari jabatan dan materi, tetapi punya tekad membesarkan partai.
Selain itu, menurut Wan Abu Bakar, figur yang dibutuhkan PPP saat ini adalah figur yang memiliki ideologi dan tidak hanya mengejar kekuasaan belaka. Figur semacam itu sangat diperlukan mengingat di internal PPP saat ini terjadi krisis kepemimpin.
"Sekarang di PPP tidak ada kepemimpinan yang punya ideologi besar seperti dulu. Saat ini, kepemimpinan di PPP cenderung pragmatis,ungkap politisi PPP ini di Jakarta, Minggu (12/06).
Oleh karenanya, ia meminta agar para pemimpin PPP saat ini dapat mencontoh pemimpin-pemimpin PPP di masa partai berlambang Kabah tersebut jaya.
Dengan kepemimpinan semacam itu menurutnya, PPP akan menjadi partai besar dan diperhitungkan keberadaannya. PPP juga tidak akan menjadi partai yang hanya membeo kekuasaan.
Sebagai partai yang pernah memiliki sejarah kejayaan, partai yang eksis sejak masa orde baru ini dilakukan revitalisasi ideologi. Hal itu karena ideologi keumatan yang diusung partai ini sejak berdirinya sudah mulai tergeser saat ini dengan ideologi kekuasaan.
Partai ini harus menjadi partai milik umat, yang bisa membesarkan umat, tegas anggota DPR RI Fraksi PPP ini.
Tujuan lainnya dari revitalisasi ideologi partai ini adalah merumuskan kembali visi dan misi partai sebagai partai Islam yang memiliki nilai-nilai rahmatan lil alamin.
"Kita juga ingin ini menjadi partai yang bermoral. Sebab Indonesia saat ini sedang mengalami krisis kepemimpinan yang menjunjung moralitas yang tinggi," tambah Wan Abu yang mantan gubernur Riau.
Sekitar empat nama saat ini mulai memproklamirkan diri sebagai kandidat siap bersaing memperebutkan kursi ketua umum pada Muktamar PPP yang akan digelar Juli nanti. Keempatnya adalah Ahmad Muqawam, Ahmad Yani, Suryadharma Ali, dan Muchdi Pr. (Fakta Pos, 13 Juni 2011)