JAKARTA - Hasil survei
terakhir yang dilakukan Soegeng Sarjadi Syndicate (SSS) menunjukkan adanya
kecenderungan pemilih semakin meninggalkan partai-partai berbasis Islam termasuk
Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Dari survei SSS itu diketahui, PPP bakal
gagal lolos parliamentary threshold 3,5 persen sehingga terpental dari
DPR.
Meski demikian partai pimpinan Suryadharma Ali itu tetap percaya diri. Ketua DPP PPP Bidang Informasi dan Komunikasi, M Arwani Thomafi, menilai sah-sah saja jika ada lembaga melakukan survei dan memaparkan hasilnya ke publik.
Menurut Arwani, PPP juga terus mencermati dinamika politik di masyarakat melalui survei internal. Hasilnya, kata Arwani, justru menunjukkan hal berbeda.
"Monggo siapa saja boleh
melakukan survei dengan cara masing-masing. Kita mempunyai tim surves sendiri
yang terus memonitor perkembangan. Konsolidasi juga jalan terus. Data dari tim
menunjukkan perkembangan PPP yang bagus di lapangan," kata Arwani saat
dihubungi JPNN, Rabu (6/6).
Lebih lanjut Arwani menambahkan,
konsolidasi partai terus diintensifkan hingga lapisan terbawah. Arwani pun
optimis partainya sudah siap bertarung di Pemilu 2014.
"Seluruh struktur partai
sudah sangat siap utk memulai tahapan pemilu 2014. Kita yakin PPP akan
melampaui angka yang jauh lebih besar dari hasil survei itu," ucapnya.
Dari hasil survei SSS pada 14-24 Mei 2012 di 33
provinsi, mayoritas responden memilih partai nasionalis dibanding partai agama.
Partai nasionalis itu adalah PDIP, Golkar, Gerindra, Demokrat, dan Hanura.
Sementara partai agamis adalah PKS, PAN, PPP, dan PKB.
Golkar unggul dengan raihan 23 persen. Kemudian disusul PDIP 19,6 persen; Demokrat 10,7 persen, Gerindra 10,5 persen. Sementara PKS meraih 6,9 persen, Nasdem 4,8 persen, PPP 3 persen, Hanura 2,7 persen, PAN 2,2 persen, PKB 2 persen, dan lainnya 0,6 persen. (JPPN, 6 Juni 2012)
Golkar unggul dengan raihan 23 persen. Kemudian disusul PDIP 19,6 persen; Demokrat 10,7 persen, Gerindra 10,5 persen. Sementara PKS meraih 6,9 persen, Nasdem 4,8 persen, PPP 3 persen, Hanura 2,7 persen, PAN 2,2 persen, PKB 2 persen, dan lainnya 0,6 persen. (JPPN, 6 Juni 2012)