JAKARTA – Partai politik (parpol)
berbasis agama masih butuh usaha yang besar untuk memenangi Pemilu 2014. Sebab,
mengacu pada berbagai survei, partai-partai yang beridentitaskan agama belum
menjadi saluran aspirasi utama masyarakat.
Ketua DPP Partai Kebangkitan
Bangsa (PKB) Marwan Jafar mengakui sejumlah hasil survei tentang partai
berbasis agama.Menurut dia,Indonesia memang mayoritas beragama Islam sehingga
logikanya parpol berbasis Islam bisa menang.“ Kenyataannya tidak demikian,”
kata dia di Jakarta kemarin. Sebelumnya, Soegeng Sarjadi Syndicate (SSS)
merilis survei yang menyatakan mayoritas responden memilih partai nasionalis
dibandingkan partai agama.
Partai nasionalis itu adalah
PDIP,Golkar,Gerindra, Demokrat, NasDem, dan Hanura. Sementara itu,partai
berasas agama adalah PKS, PAN, PPP,dan PKB. Hasilnya,Golkar unggul dengan
raihan 23%,disusul PDIP dengan 19,6%, Partai Demokrat 10,7%, Gerindra 10,5%.
PKS menjadi satu-satunya partai Islam yang lolos ke parlemen dengan raihan
6,9%.
Posisi selanjutnya diikuti Partai
Nas- Dem dengan 4,8%, sedangkan partai berbasis Islam lain tidak lolos.
Partai-partai tersebut adalah PPP 3%,PAN 2,2%,dan PKB 2%. “Karena itu intinya
harus bekerja keras.Parpol berbasis agama memiliki modal sejarah prestasi yang
sangat baik.PKB pernah menjadi nomor tiga pada Pemilu 1999 dan 2004.Itu harus
diingat.Karena itu,kalau serius digarap bisa membalikkan keadaan di Pemilu 2014,”
beber dia.
Menurut dia, dalam politik itu
semuanya fluktuatif. Sebenarnya soal agama yang dikaitkan dengan politik ini
perdebatan klasik, menentukan landasan teokratis atau sekularisme. Namun jika
ada keinginan dari umat untuk membangun partai besar, kemenangan politik itu
bisa diraih. Dia menjelaskan, warga Nahdlatul Ulama (NU) pun jika disatukan
akan menang. Saat ini warga NU menyebar di partai-partai nasionalis seperti
Partai Demokrat dan Golkar.
Jadi, sangat mungkin PKB
mengambil kembali suara warga NU yang ada di partai nasionalis besar pada
Pemilu 2014. Sekretaris Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) DPR Teguh Juwarno
mengemukakan, era keemasan partai berbasis agama terjadi pada Pemilu 1955.Saat
itu,dia menceritakan, Partai Masyumi mampu meraup suara lebih dari 20%.
Karena itu,Teguh meminta parpol berbasis agama bisa
mencontoh perjuangan Partai Masyumi pada Pemilu 1955. Salah satu kunci
kemenangannya adalah arah perjuangan dan platform partai yang jelas serta
dilaksanakan secara konsisten. (Sindo, 11 Juni 2012)