Jakarta - Sekretaris Jenderal Partai
Persatuan Pembangunan (PPP) Romahurmuziy mengatakan, berita dari lembaga survei
Fund for Peace yang mengatakan Indonesia sebagai negara gagal selama
kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tidak perlu dibesar-besarkan.
"Indonesia yang ditempatkan pada posisi ke-63 dari 178 negara dalam indek negara gagal tidak perlu terlalu dibesar-besarkan," ujar Romahurmuziy dalam keterangan pers yang diterima INILAH.COM, Minggu (24/6/2012).
Hal ini karena, pertama, para
pemeringkat menganalisinya dengan sumber esai, artikel dan berita tentang
Indonesia dalam bahasa Inggris, sehingga sangat bias dengan perspektif Barat.
"Kedua, peringkat itu tidak
sejalan dengan persepsi positif dari tim itu sendiri yang menjadi tema
Indonesian Country report: "In recent years, Indonesia has been a success
story with significant economic growth and successfully survived global
economic crisis"," kata pria yang akrab disapa Romi.
Ketiga, dia melanjutkan, dengan sumber pada esai,
artikel, dan berita, maka indeks ini lebih bersifat perspektif ketimbang
faktual. "Namun demikian, dengan isu korupsi yang cukup tinggi menjadi
penyumbang buruknya peringkat Indonesia, tentu ini harus menjadi bahan evaluasi
seluruh anak bangsa," kata dia. (Inilah.com, 24 Juni 2012)