Slawi - Heboh aksi kekerasan yang dilakukan oleh Front Pembela Islam (FPI) memang mampu mencuri perhatian publik. Namun demikian, masyarakat dan segenap pegiat sosial diminta untuk tidak melupakan begitu saja kebijakan tak populis pemerintahan SBY-JK menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).
Politisi muda Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Eko Mahendra, S. Sos pun mengaku prihatin dengan aksi yang dilakukan FPI. Namun demikian, sikap protes terhadap kebijakan kenaikan harga BBM pun menurutnya tak boleh surut. “Saya hanya khawatir bahwa masyarakat bangsa ini mudah melupakan hal-hal besar oleh hal besar lainnya. Kita ini mengidap amnesia sejarah. Sebab seolah mudah sekali melupakan kasus dengan kasus lainnya. Maka jangan pula kecaman kita terhadap FPI lantas melupakan begitu saja kritik kita terhadap Negara,” tegasnya, kemarin.
Dalam politik, kata Eko, segala skenario sangat mungkin terjadi, bahkan mungkin mendahului deteksi nalar masyarakat. Dia khawatir bahwa kisruh FPI dimanfaatkan untuk mengalihkan opini publik terhadap BBM. “Saya tak bermaksud menebar prasangka buruk terhadap pemerintah. Tetapi, politik mengenal teori konspirasi. Jadi, silahkan masyarakat terjemahkan sendiri,” tandasnya. (Radar Tegal, 5 Juni 2008)