DPR periode 2009-2014 ini menghadirkan beberapa aktor baru yang bernas dan memiliki visi jauh ke depan. Salah satunya politisi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Muhammad Romahurmuziy atau lebih akrab disapa Romi. Bagaimana sosoknya?
Pameo lama ‘daun jatuh tidak jauh dari pohonnya’ sepertinya pas menggambarkan sosok Romi. Ia lahir dari keluarga Nahdlatul Ulama (NU) tulen, ayahnya, Prof KH Tholchah Mansoer pernah menjabat sebagai Rais Syuriyyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).
Sebelumnya, ayah Romi juga tercatat sebagai anggota DPR-Gotong Royong. Adapun ibunya, Umroh Machfudzoh, merupakan Ketua DPW PPP DI Yogyakarta. Perempuan pertama yang memimpin PPP di tingkat wilayah. Ibunya juga merupakan pensiunan DPR RI.
"Saya lahir dari keluarga politik, saya memiliki ibu dan ayah yang memang politisi. Kakek dari Ibu politisi dari Partai NU, sedangkan kakek buyut saya adalah pendiri NU dan Politisi Partai NU. Jadi politik memang telah mendarah daging," aku Romi ditemui di ruang kerjanya di Gedung DPR, Jakarta, belum lama ini.
Latar belakang inilah yang menjadikan pria kelahiran Sleman, 10 September 1974 ini untuk terjun ke jalur politik. Terkait pilihan berlabuh di PPP, Romi menegaskan PPP sebagai partai berbasis Islam lebih menarik dibanding partai politik lainnya. "PPP lebih menarik dan menantang. Kemungkinan partai ini menjadi besar terbuka lebar," cetus Magister Teknik Institut Tekhnologi Bandung (ITB) ini.
Romi tergolong politisi DPR yang memiliki artikulasi yang baik dalam menyampaikan setiap pendapat, gagasan, dan pernyataannya. Dalam Pansus Century tahun 2009-2010 lalu, menjadi penampilan perdana ke publik ayah satu putri ini.
Meski baru berkecimpung di DPR, namun kerap memainkan peran penting. Sebut saja, saat paripurna DPR 3 Maret 2010 silam, Romi-lah pencetus opsi AC di tengah mengerasnya opsi A dan opsi C. Sebuah kepiawaian politik yang tidak setiap orang bisa melakukannya.
Menurut Romi, kendati dirinya lahir dan besar dari rahim dan lingkungan politik, bukan berarti satu-satunya faktor dirinya bisa berkiprah dengan mulus di jalur politik. Menurut dia, artikulasi yang dengan baik ia sampaikan ke publik, tidak terlepas dari kegemaran dirinya membaca buku.
"Saya kira kuncinya membaca. Kalau rajin membaca rasanya akan lebih mudah dalam melihat suatu persoalan," katanya seraya mengaku sejak kecil dirinya telah terlatih membaca koleksi buku ayahnya yang juga guru besar di IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta ini.
Benih kemonceran figur Romi sejatinya telah terlihat sejak usia kecil. Karena sejak tingkat Sekolah Dasar Romi menjuarai berbagai perlombaan. Di antaranya, perlombaan membaca al-Qur'an (1985-1986) se-DIY dan juara 1 cerdas cermat komputer tingkat SMP se-DIY (1987).
Juga juara 1 cerdas cermat agama tingkat SMA se-DIY (1992-1993), juara 3 siswa telada nasional tingkat SMP mewakili DIY (1989), juara 10 siswa teladan nasional tingkat SMA mewakili DIY (1992), finalis Pekan Ilmiah Mahasiswa (PIM) Nasional mewakili ITB (1994), dan lain-lain.
Usia muda, bukan berarti penghalang karir Romi di panggung politik nasional. Di awal dirinya menginjakkan di parlemen, ia langsung didaulat sebagai Sekretaris Fraksi PPP, sebuah jabatan prestisius yang strategis di DPR. "Yang pasti modalnya keberanian dan kemampuan. Kalau hanya mampu, banyak yang mampu," katanya memberi alasan.
Menurut Romi, saat dirinya menerima amanah sebagai Sekretaris Fraksi PPP DPR RI, di saat yang bersamaan dirinya juga berani untuk mempertaruhkan posisinya. Ia menilai, kebanyakan para politisi tidak memiliki keberanian karena menggantungkan nasibnya kepada orang lain.
Namun ia tak melupakan komunikasi dan silaturahmi dengan para senior. "Banyak orang menggantungkan hidupnya saat posisinya dimana," ujarnya. Romi termasuk orang yang percaya, rezeki dan posisi bukan dari orang lain melainkan bagian dari takdir Tuhan.
Karir politik Romi di PPP memang tergolong moncer. Selain tercatat sebagai Sekretaris Fraksi PPP, ia juga menjadi Wakil Sekjen DPP PPP dan Wakil Sekretaris Lajnah Pemenangan Pemilu Legislatif DPP PPP. Kiprah di DPR, selain menjadi anggota Komisi VII (bidang Energi, Sumber Daya Mineral), juga tercatat sebagai anggota Badan Anggaran (Banggar).
Keterlibatan Romi di elit PPP, menurutnya sebagai pertaruhan dirinya dalam Pemilu 2014 mendatang. Dengan masuk di jantung organisasi itu, dirinya bisa mewarnai PPP. "Apakah bisa menaikkan suara partai atau tidak. Ini pertaruhan saya," ujarnya serius.
Keseriusan Romi memang tak sekadar kata-kata. Salah satunya gerakan merangkul para kyai NU di pulau Jawa salah satunya berkat andilnya. "Saat saya ketemu dengan para kyai, saya tawassulan (menyambungkan) ke kyai-kyai, bahwa saya puteranya Bapak Tolchah Mansoer. Beliau-beliau kan teman ayah saya," ungkapnya.
Romi juga tergolong sebagai politikus yang masuk kategori media darling. Kebiasaan Romi yang dilakukan mengirimkan statment politik melalui surat elektronik. Ia beralasan, dengan berkirim e-mail kepada para jurnalis, pernyataannya dapat dikontrol. "Dan biar tidak disalahtafsirkan," ia beralasan.
Potret Romi yang berasal dari gen politisi dan tokoh besar nyatanya juga ditopang dengan kapasitas personal yang mumpuni. Romi termasuk sedikit dari putera tokoh di negeri ini yang tak sekadar mengandalkan politik-genetik semata. Namun juga didukung dengan kapasitas pribadi yang teruji.
(Sumber: Inilah.com, 15 Februari 2011)
Biodata :
Daerah Pemilihan:
Jawa Tengah VII
Tempat/Tanggal Lahir:
Tempat/Tanggal Lahir:
Sleman, 10 September 1974
Alamat Tempat Tinggal:
Alamat Tempat Tinggal:
Jl. Duri Bulan No. 75 B RT 008/RW 004, Kel. Batu Ampar, Kramat Jati, Jaktim
Jenis Kelamin: Laki-laki
Agama: Islam
Nama istri: dr. Henny Widiyanti
Jumlah anak: 1 (satu) orang
Pendidikan Terakhir:
Jenis Kelamin: Laki-laki
Agama: Islam
Nama istri: dr. Henny Widiyanti
Jumlah anak: 1 (satu) orang
Pendidikan Terakhir:
S2 Institut Teknologi Bandung (ITB), Jurusan Teknik dan Manajemen Industri
(Sumber: Inilah.com, 15 Februari 2011)