JAKARTA - Jelang Muktamar PPP di Bandung Juli nanti, suhu politik di internal partai Kakbah itu diprediksi bakal makin terus memanas. "Baku Hantam" antar kandidat dan sesama pendukungnya pun mulai mewarnai media dari hari ke hari. Jika kondisi ini terus terjadi, dikhawatirkan bisa berimbas pada acara muktamar dan munculnya faksi-faksi di internal partai.
“Marilah kita membuat mekanisme pemilihan ketua umum itu berakhlakul karimah, demokratis, kondusif, dan tidak perlu saling menjelek-jelekkan apalagi memfitnah." demikian harapan Ketua Umum Angkatan Muda Ka’bah (AMK) Joko Purwanto kepada wartawan, di Jakarta, kemarin (24/5).
Jika ada calon yang memaksakan kehendak hanya demi syahwat politiknya, Joko mengaku, khawatir calon tersebut akan menghalalkan segala cara dan berujung pada perpecahan di internal partai. "Ini yang tidak kita kehendaki. Sebagai pemuda saya punya kewajiban menjaga itu." Ingat Joko.
Lantas siapa calon yang pantas? Menurutnya, siapapun memiliki peluang untuk bisa mencalonkandiri atau dicalonkan untuk jadi kandidat ketua umum. Namun sebagai generasi muda di AMK. ia berharap, pimpinan partai yang terpilih nanti adalah orang dalam yang sudah berproses, tidak serta merta orang luar yang baru masuk kedalam suatu rumah dan kemudian menjadi pimpinan PPP.
"Kalau ada calon ketua umum dari luar ya tidak salah juga, sah-sah saja. Tapi persoalannya, semua itu perlu proses, dalam kehidupan juga kita harus melalui proses kan, bagaimana belajar merangkak, berjalan dan akhirnya kita bisa berlari."
Joko juga meminta agar mekanisme pemilihan di Muktamar PPP Juli nanti tidak melalui aklamasi, tapi bisa memberikan kebebasan kepada muktamirin untuk memilih pemimpin partainya dimasa yang akan datang.
"Saya tidak berharap dalam muktamar besok SDA terpilih aklamasi, karena saya yakin SDA akan menang." tandasnya. (Bataviase, 26 Mei 2011)