Jakarta – Menurunnya suara Partai Persatuan Pembangunan (PPP) karena ketua umum Suryadharma Ali (SDA) tidak mampu mengelola partai dengan baik. Selain itu, partai ini tidak bisa memainkan politik bahkan terkesan menjadi bagian dari partai penguasa.
”Kalau PPP ingin menjadi partai yang diperhitungkan dan dapat menduduki tiga besar harus ada reformasi dengan pergantian ketua umum,” kata pengamat politik dari Yogyakarta, Sahirul Alem kepada itoday, Kamis (5/5).
Menurut Alem, PPP di bawah kepemimpinan SDA tidak mempunyai posisi tawar dengan penguasa bahkan terkesan sebagai bagian dari Partai Demokrat. ”Kepemimpinan SDA di PPP sangat lemah dan tidak mempunyai posisi tawar dengan pemerintah,” ujar Alem.
Kata Alem, pergantian kepemimpinan di PPP saat muktamar mutlak dilakukan untuk menyelamatkan partai. ”Kalau PPP mau menjadi partai yang diperhitungkan dengan partai lain, SDA harus diganti,” ujarnya.
Ia juga tidak mau menyebut siapa yang layak menggantikan SDA, tetapi kata Alem, ketua umum PPP harus tidak mau menjadi menteri dan secara khusus mengurusi partai.
”Ketua umum partai itu seperti Aburizal Bakrie, Anas Urbaningrum yang secara fokus mengurusi partai,” pungkasnya. (Indonesia Today, 26 Mei 2011)