Jakarta – Ahmad Yani, salah satu kader terbaik PPP yang kini duduk di Komisi III DPR menyatakan kesiapannya maju sebagai kandidat calon Ketua Umum pada bursa Muktamar VII PPP, Bandung, 3-7 Juli Mendatang.
“Insya Allah, mantab. Saya optimis, maju dan berkeyakinan mendapat dukungan mayoritas muktamirin,’’ ujarnya pada LIcom, Sabtu, (25/6/2011).
Optimisme dirinya sangat beralasan, setelah kubunya turun langsung ke kantong - kantong pemegang suara di PPP, dimana sebagian besar menyatakan mendukung dirinya karena meginginkan perubahan yang sama, A. yani juga telah melakukan pendekatan ke semua toko-tokoh pemimpin islam.
“Kami sudah berkomunikasi langsung dan menyerap semua aspirasi mereka, hampir sembilan puluh persen pemegang kantong suara setuju platform berubahan yang kami usung,’’ jelasnya.
Pencalonannya, kian menambah ramai bursa kandidat Ketua Umum PPP periode berikutnya, ditengah dominasi kubu Suryadharma Ali yang mengklaim mendapat dukungan mayoritas DPW PPP. Sebelumnya, Ahmad Muqowam juga mengkalim memperoleh dukungan yang sama sebagai kesiapannya maju memperebutkan balon Ketum PPP pada Mukatamar yang akan berlangsung pekan mendatang. Klaim dukungan seolah sudah menjadi tradisi politik dalam setiap pergulatan memperebutkan balon Ketua Umum.
“Sudah lazim dalam politik soal saling klaim dukungan, hampir semua kubu membesarkan dukungan. Problemnya adalah sama, karena itu saya tidak malakukan dan lebih memilih adu konsep platform perubahan. Kita akan ubah paradigma itu untuk meyakinkan muktamirin peserta mukatamar besok,’’ papar A. Yani.
Bagaimana mengembalikan dan meneguhkan PPP sebagai rumah besar bagi umat Islam menjadi agenda utamnya, sekaligus menjadi agenda utama Muktamar PPP pada 3-7 Juli mendatang di Bandung. Untuk mencapai tujuan ini, Ahmad Yani menyatakan, jika terpilih akan fokus pada pengembangan PPP sebagai perjuangan kemashalatan bagi kader dan umat. Dimana PPP akan menyiapkan diri sebagai kanal aspiasi politik Islam, khususnya bagi parpol yang tidak lolos parlemen untuk bergabung.
“Insya Allah jika dipilih memegang amanah, kami akan membuka diri bagi penggabungan partai yang gagal parlemen treeshol ke PPP. Saya juga akan tinggalkan rangkap jabatan politik, termasuk melepas keanggotaan dewan, dan fokus bagaimana menjadikan PPP sebagi rumah besar bagi Umat Islam yang rahmatan lil alamin, dengan mempercayakan jabatan politik kepada kader kader terbaik partai,’’ tegasnya.
Kampanye politik Ahmad Yani seolah ditujukan untuk menghadang kandidat incumbent, Suryadharma Ali, yang hingga kini merangkap sebagai Menteri Agama.
“Saya memang berharap Ketua Umum PPP terpilih nanti bukan menteri aktif dalam kabinet. Karena menurut saya rangkap jabatan itu bersifat ambigvalen. Sebagai menteri itu secara politis sebagai pembantu presiden horisontalnya harus bertanggung jawab kepada presiden, sementara jabatan Ketua Umum Partai itu vertikal langsung bertanggung jawab pada kemashalatan ummat. Bagaimanapun sulit bisa fokus merangkap keduanya.”
Munculnya Muchdi PR sebagai salah satu bakal calon dalam kandidat bursa Ketum PPP, dinilai positif bagi dinamika politik PPP sebagi partai terbuka.
“Boleh saja, sesungguhnya ideologi partai ini sangat terbuka bagi siapa saja yang berkomitmen membangun dan memperjuangkan kemashalatan umat, menegakkan amar ma’ruf nahimungkar, sepanjang itu tidak menyalahi AD/ART dan platform partai, kenapa tidak,’’ ungkapnya.
Terlebih, Muchdi PR dianggap lebih dekat secara kultural kepada PPP ketimbang partai lain. Mengingat latar belakang Muchdi dari keluarga Muhammadyah dan sudah seharusnya memiliki hak dan kesempatan politik yang sama.
“Muchdi dengan PPP lebih dekat secara kultural, karena ayahnya juga pendiri Partai Islam Indoesia (PII), kalo dengan Gerindra atau Golkar, Muchdi hanya dekat secara personal, dengan Prabowo saja. Sehingga untuk hak politik boleh saja, namun untuk bisa lolos Ketum, peluangnya sangat kecil, karena beliau harus berjuang keras meyakinkan muktamirin,” pungkasnya. (Lensa Indonesia, 26 Juni 2011)