PENGUMUMAN: Dibuka pendaftaran bakal calon anggota DPRD Kabupaten Tegal, mulai 1 Januari s/d 28 Februari 2013. Info: Hubungi DPC PPP Kabupaten Tegal, telp.(0283)3275717 | Eko Mahendra Ridho

Follow Us

HEADLINE NEWS

DPC PPP Kabupaten Tegal ©2008-2012 All Right Reserved. Diberdayakan oleh Blogger.
Baca lainnya »
Baca lainnya »
Baca lainnya »
Baca lainnya »
Tampilkan postingan dengan label SURVEY. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label SURVEY. Tampilkan semua postingan

PPP: Survey SSS Jadi Panutan

10 Juni 2012

JAKARTA - Sekretaris Jenderal DPP PPP, M Romahurmuziy, menyatakan bahwa partainya akan menjadikan hasil survei terbaru Soegeng Sarjadi Syndicate (SSS) sebagai pemacu kinerja yang lebih baik.

"Bagi PPP, survei elektabilitas parpol ibarat termometer yang menakar suhu keterpilihan pada saat dilakukan sampling," kata Romi, hari ini, (8/6).

PPP merasa tercambuk atas hasil survei tersebut. "Terlepas dari kebenaran metode dan samplingnya, survei bisa memberikan gambaran persepsi masyarakat. Kami merasa tercambuk untuk bekerja lebih keras, lebih tegas, dan lebih berpihak kepada kepentingan rakyat," kata Romi.

Romi menyadari bahwa partai mesti bekerja lebih banyak lagi untuk menanamkan kepercayaan pilihan masyarakat. "Dalam era pencitraan yang tak terhindarkan, politik kami juga tentu harus lebih terekspos. Karena itulah yang dikehendaki dan dibaca rakyat hari ini," kata Romi.

Dalam survei yang dirilis Rabu kemarin, PPP hanya mengantongi 3 persen suara dari 2.192 responden. Menurut koordinator SSS, Muhammad Dahlan, survei yang dilakukan dengan penelitian lapangan di 33 provinsi  mencakup 163 kabupaten kota pada 14-24 Mei 2012 dengan margin of error 2,09.

Bahkan, masih menurut survei SSS, PPP tidak mampu mengirimkan perwakilannya ke Senayan jika pemilu digelar saat ini. Selain PPP, partai tengah lainnya yang terancam adalah PKB dan PAN. Klik tautan ini untuk berita selengkapnya. (Waspada Online, 8 Juni 2012)

PPP Jadikan Hasil Survei LSI Penyemangat

01 Juni 2011


Jakarta - Partai Persatuan Pembangunan (PPP) akan menjadikan hasil survei Lembaga Survei Indonesia (LSI) yang menyebutkan perolehan suara Partai Persatuan Pembangunan (PPP) cenderung stagnan, atau bahkan turun dibanding Pemilu 2009, sebagai penyemangat untuk bekerja lebih keras lagi.

“Kami merasa senang atas survei itu dan ini kami jadikan cambuk bahwa kami harus bisa melewati apa yang ada di survei tersebut. Hasil survei itu adalah penyemangat bagi kami,” kata Wakil Sekretaris F-PPP DPR RI Effriadi Asda kepada wartawan, Selasa (31/5) di Gedung DPR RI.

Dia menambahkan, saat ini semua petinggi dan warga PPP sedang fokus untuk mempersiapkan dan menyukseskan Muktamar VII yang akan berlangsung di Bandung, Jawa Barat, pada awal Juli 2011. Nanti, seiring dengan adanya struktur kepengurusan baru yang diisi kader-kader muda potensial dan visioner, PPP akan kembali menemukan kejayaannya.

“Apalagi, partai berasaskan islam seperti PPP masih sangat diminati masyarakat,” kata Ketua DPW PPP Sumatera Barat ini sambil menambahkan, penegasan Ketua Umum DPP PPP Suryadharma Ali bahwa 38 anggota DPR RI dari PPP boleh mencalonkan diri kembali dalam Pemilu 2014, juga menjadi salah satu faktor pemicu para legislator PPP untuk bekerja keras memenangi partai dalam Pemilu 2014.

Selain itu, lanjut Epriadi. caleg PPP juga akan ditentukan jauh-jauh hari sebelum hari H pelaksanaan pemilu. “Ini, tentu beda dengan pemilu lalu. Makanya kami optimistis PPP akan kembali menemukan kejayaannya,” kata anggota Komisi V DPR RI ini.


Berdasarkan survei LSI yang digelar Mei 2011 ini, suara PPP memang cenderung stagnan. Partai berlambang Kabah itu hanya dipilih oleh 4 persen responden, dan termasuk berada dalam posisi stagnan. Sementara, berdasarkan data Komisi Pemilihan Umum (KPU), pada Pemilu 2009, PPP meraih 5.444.332 suara (5,33 persen) dari total jumlah suara sah Pemilu 2009 yang mencapai 104.048.118. (SAS News, 31 Mei 2011)

Survey LSI Mei 2011: Hubungan Partai-Pemilih Lemah

29 Mei 2011

JAKARTA Survei terbaru Lembaga Survei Indonesia (LSI) terbaru menyimpulkan semakin melemahnya hubungan antara partai politik (parpol) dan pemilihnya. Salah satu indikasi semakin lemahnya hubungan parpol dengan pemilih adalah, di antaranya, semakin menurunnya tingkat partisipasi pemilih dalam pemilihan umum (pemilu) yang sudah dilangsungkan sebanyak tiga kali. Melemahnya hubungan partai dan pemilih menjadi indikasi semakin tingginya massa mengambang (floating mass).

"Sepuluh tahun berjalan (1999-2009) partisipasi pemilih semakin menurun. Setelah 12 tahun mengalami pemilu, pemilih semakin merasa jauh dengan partai," kata Peneliti Utama LSI Saiful Mujani dalam konferensi pers survei "Pemilih Mengambang dan Prospek Perubahan Kekuatan Partai Politik" di kantor LSI, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (29/5/2011).

Jika menilik ketiga pemilu yang telah berlangsung, yaitu pemilu 1999, 2004, dan 2009, terjadi penurunan tingkat partisipasi pemilih sebesar 20 persen. Pada tahun 1999, pemilu diikuti oleh 93,3 persen pemilih, pemilu 2004 menurun menjadi 84,9 persen, dan semakin menurun dalam pemilu 2009, yaitu 70,99 persen.

Tiga pemilu ini juga menghasilkan tiga pemenang yang berbeda. PDI Perjuangan pada tahun 1999, Golkar pada Pemilu 2004, dan Demokrat pada Pemilu 2009. "Ini masalah. Pola ekstrem seperti ini jarang terjadi," ujar Mujani.

Dalam survei yang diadakan pada 15-25 Mei 2011 ini, ketika diajukan pertanyaan "Apakah Anda merasa lebih dekat dengan partai tertentu?", hanya 20 persen responden yang menjawab "ya". Sementara 78,8 persen menjawab "tidak" dan 1,2 persen menyatakan "tidak tahu".

Dari 20 persen di antara responden yang merasa dekat dengan partai politik, sebanyak 5 persen merasa dekat dengan PDI Perjuangan, Golkar 3,7 persen, dan Demokrat 3,5 persen. Terkait pemilih, pemilih Golkar dan PDI Perjuangan cenderung stabil. Adapun pemilih Demokrat paling tidak stabil.

Sebanyak 77,5 persen pemilih yang "mencontreng" Golkar pada Pemilu 2009 mengaku akan memilih partai tersebut jika pemilu diadakan Mei 2011. Demikian pula pemilih PDI Perjuangan (75,4), sedangkan hanya 54,5 persen pemilih Demokrat pada Pemilu 2009 akan memilih partai yang sama jika pemilu diadakan saat ini.

"Kalau pun warga memilih sekarang, pilihan mereka mengambang, dan mudah berubah kembali seperti dalam pemilu 1999, 2004, dan 2009," jelas Mujani.

Tidak stabilnya pilihan pemilih dinilai menjadi salah satu indikasi lemahnya ikatan psikologis dan kepercayaan terhadap partai politik.

Survei ini dilakukan terhadap 1.220 responden, dengan margin of error sebesar +/- 2,9 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen. Responden disurvei dengan wawancara tatap muka. (Kompas, 29 Mei 2011)

Survey LSI Mei 2011: Demokrat Turun, PDI-P Naik, PPP?

JAKARTA - Jika pemilu diadakan pada Mei 2011, pemilih Demokrat mengalami penurunan dibandingkan hasil pemilu 2009. Turunnya pemilih Demokrat, diikuti dengan naiknya pemilih PDI Perjuangan.

Lalu Golkar? Partai peraih suara terbanyak kedua pada pemilu 2009 lalu ini, berada di posisi III dengan jumlah pemilih yang jauh menurun. Hal itu setidaknya tergambar dari survei terbaru Lembaga Survei Indonesia (LSI) "Pemilih Mengambang dan Prospek Perubahan Kekuatan Partai Politik", yang dipublikasikan di Kantor LSI, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (29/5/2011).

Survei LSI yang diadakan 15-25 Mei 2011, menempatkan Demokrat masih di posisi teratas yang akan dipilih 18,29 persen responden, ketika diajukan pertanyaan partai mana yang akan dipilih jika pemilu diadakan pada bulan ini.

"Meski unggul, tetapi sentimen terhadap Demokrat menurun jika dibandingkan pemilu 2009 yang mendapatkan 20,85 persen. Angka ini terendah jika dibandingkan hasil pemilunya. Dan ini tidak pernah terjadi sejak pemilu 2004. Dalam setiap survei perolehan Demokrat tidak pernah dibawah hasil pemilunya," terang peneliti utama LSI Saiful Mujani.

Di posisi dua, PDI Perjuangan dipilih 16,7 persen. Angka ini di atas perolehan pemilu 2009, sekitar 14 persen. Sementara itu, Partai Golkar 12,5 persen, di bawah perolehan pemilu 2009.

"Dalam setiap survei LSI, ketika Demokrat turun, PDI-P pasti naik. Begitu pula sebaliknya, ketika Demokrat naik, PDI-P turun. Bagaimana partai lain, seperti Golkar? Cenderung stagnan, dan bahkan menurun. Tidak terlihat tanda-tanda kehidupan. Demokrat dan PDI-P bertarung ketat, mungkin karena posisinya sebagai partai pemerintah vs oposisi," kata Mujani.

Partai lainnya, PKB 4,5 persen, PKS 4,1 persen, PPP 4 persen, Gerindra 2,9 persen, PAN 2,4 persen, Hanura 0,9 persen dan sebanyak 29,6 persen responden menyatakan belum tahu akan memilih partai mana.

Loyalitas Pemilih
Sementara itu, ketika diajukan pertanyaan, apakah akan memilih partai yang sama jika pemilu dilakukan pada Mei 2011, sebanyak 77,5 respon yang mengaku memilih Golkar akan memilih partai yang sama. PDI Perjuangan 75,4 persen untuk pertanyaan yang sama, Demokrat hanya 54,5 persen. Hal ini, menurut Mujani, menunjukkan bahwa pemilih Golkar dan PDI-P cenderung stabil, dan pemilih Demokrat paling tidak stabil.

"Namun demikian, Golkar tidak mampu menarik pemilih baru karena secara keseluruhan Golkar tidak mengalami kemajuan malah menurun dibandingkan hasil pemilu 2009. PDI-P lebih mampu menjaga pemilih lama, dan mampu menarik pemilih baru," ujarnya.

Survei ini dilakukan terhadap 1.220 responden, dengan margin of error sebesar plus minus 2,9 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen. Responden disurvei dengan wawancara tatap muka. (Kompas, 29 Mei 2011)

PPP : Survei LSI Tak Lebih dari Pelacuran Intelektual

11 Januari 2011

Jakarta - Partai Persatuan Pembangunan (PPP) geram dengan hasil survei Lembaga Survei Indonesia (LSI) terkait elektabilitas partai politik.

"Survei itu tidak bisa dipercaya, masih saja diulang-ulang. Dari dulu metoda sampling-nya salah dan secara statistik tidak bisa dipertanggungjawabkan," kata Wasekjen DPP PPP, Romahurmuziy, kepada Rakyat Merdeka Online, beberapa saat lalu (Kamis, 6/1).

Untuk diketahui, berdasarkan hasil survei yang digelar Lembaga Survei Indonesia (LSI) dan diumumkan hari ini (Kamis, 9/1) di Kantor LSI, elektabilitas PPP cuma 2,3 persen.

Romy, panggilan akrab Romahurmuziy, juga meminta LSI untuk jujur dengan membandingkan hasil survei sebelumnya.

"Dari sejak pemilu 1999, angka PPP di survei LSI tidak pernah lebih dari 3 persen. Tapi toh pemilu selalu jauh lebih besar. Kalau LSI jujur, sandingkan dong angka prediksi dia sebelum pemilu dengan hasil pemilu mulai dari 1999. Kalau angka yang salah itu terus diulang-ulang, kegiatan itu tidak lebih dari pelacuran intelektual," demikian Romy. (Rakyat Merdeka, 6 Januari 2011)
Baca lainnya »
Baca lainnya »
 

© Copyright 2008-2013 DPC PPP Kabupaten Tegal | Design by Eko Mahendra Ridho | Powered by Blogger.com.