Target 12 juta kader bisa berada
pada dua kemungkinan. Bisa sekedar mimpina mun bisa juga menjadi kenyataan.
Semuanya sangat bergantung pada usaha dan kerja keras komponen partai. Demikian
yang dipaparkan Ahmad Yani, MH kepada BINA Persatuan saat meminta konfirmasi
perihal target PPP kedepan. Berikut petikan hasil wawancara dengan kader PPP
yang vokal ini.
Menurut Bang Yani, DPP PPP menargetkan 12 Juta kader itu mimpi atau
realistis?
Bisa dua-duanya, kita menargetkan
12 juta bisa menjadi mimpi kalau tidak diikuti dengan kerja keras seluruh
komponen partai, dimulai dari jajaran atas hingga jajaran bawah. Nah, oleh
karena itu, kalau tidak diikuti dengan kerja keras dan cerdas maka dia akan
menjadi mimpi dan utofia.
Tapi akan jadi kenyataan kalau
diikuti dengan kerja keras dan cerdas seluruh jajaran partai mulai dari DPP
sampai ke Ranting membumikan program-program kerja yang telah disusun
berdasarkan keputusan-keputusan partai dalam hal yang menyentuh masyarakat dan
umat.
Kalau itu dilakukan maka Insya
Allah 12 juta itu bukan angka yang sulit, karena secara sosiologi dan historis
12 juta itu tidak begitu jauh angka yang pernah dicapai oleh PPP. Jadi bukan
sesuatu yang baru, itu historis sekali. Saya mengasumsikan 12 juta ini suara
yang akan dicapai seperti itu karena mungkin PPP dalam perspektif umat dan
masyarakat yang selama ini tidak bisa lagi dianggap sebagai satu-satunya saluran
politik umat Islam.
Bagaimana cara PPP menegaskan sebagai satu-satunya saluran politik umat
Islam?
Caranya adalah dengan mengadakan
kegiatan-kegiatan dalam bentuk kajian seremonial maupun yang substantif. Karena
simbol dan substansi menurut saya tidak bisa dipisahkan, ibarat kita sholat itu
ada peragaan simbolik dan ada juga nilai substansi dan itulah esensi ajaran
Islam.
Dalam upaya meraih 12 juta kader, targetnya adalah umat Islam dengan
berbagai paham dan keyakinan, bagaimana solusi menyatukannya?
PPP ini satu-satunya partai juga
yang bisa mengakomodir berbagai macam aliran, pandangan, fiqih dalam Islam itu
sendiri yang tidak tunggal. Dan oleh karena dia heterogen itulah maka kita
menegaskan PPP ini rumah besar. Dan harus dibuka selebar lebarnya tidak hanya
pintunya yang dibuka, tapi jendela-jendelanya juga harus dibuka itu yang
pertama.
Yang kedua adalah kita juga
betul-betul harus menyaring dan menjalin dalam melakukan komunikasi yang intens
dan program-program kerja PPP dalam semua tingkatannya itu harus bisa menjadi
program bersama.
Kerinduan masyarakat atau umat
Islam ingin kembali kepada PPP sangat luar biasa, kerinduan ingin mengembalikan
kejayaan PPP, tinggal kitanya mampu atau tidak kita menangkap isyarat-isyarat
zaman itu sendiri.
Survei mengatakan bahwa
kecenderungan masyarakat untuk memilih partai yang beridiologisasi itu semakin
berkurang, menurut saya bukan karena idiologisasi itu yang semakin berkurang,
bukan karena tingkat sekularisme orang Indonesia itu semakin berkurang.
Nyatanya tingkat ketaatan dan tingkat kereligiusan dan keagamaan semakin
meningkat, seharusnya berkorelasi positif.
Sekarang ini sedang hangat permasalahan Perda Miras, apa pendapat abang?
Diluar negeri yang mayoritas
penduduknya Non Muslim saja, ada peraturan yang melarang anak di bawah umur
membeli Miras. Jika hal itu terjadi maka penjual dan pembeli sama-sama
mendapatkan sangsi hukum.
Miras tidak bedanya dengan
narkoba, sama-sama membahayakan umat. Pada waktu Mendagri meralat/mensinkronkan
Perda Miras kepada khalayak, kita (DPP PPP) telah menghimbau kepada wilayah dan
cabang agar memasang baliho/spanduk sebagai media untuk mempertahankan Perda
Miras tersebut.
Dengan adanya kejadian terakhir
ini (Tabrakan maut di TuguTani, Red) maka menjadi keniscayaan adanya peraturan/undang-undang
menjadi sangat mendesak, sehingga jangan sampai terulang lagi kejadian serupa
dimasa mendatang.
Apa harapan abang terhadap
Mukernas PPP di Lirboyo?
Saya berharap Mukernas dapat
menghasilkan program kerja yang lebih fokus kepada target pencapaian 12 Juta
kader, berdasarkan evaluasi partai selama ini. Karena sampai saat ini kita
belum tahu system pemilu yang akan diterapkan pada Pemilu 2014 nanti, kebetulan
saya bersama-sama Pak Arwani di Pansus RUU Pemilu, mudah-mudahan bulan maret
ini selesai.