Depok
- Menurunnya suara PPP secara terus menerus di Kota Depok dari 7 kursi, 4 kusi,
dan saat ini 2 kursi pada hasil pemilu 2009 kemarin, tidak membuat isdiyanti
patah semangat.
“Saya
akan membuktikan bekerja sama dengan kawan-kawan DPC PPP Kota Depok untuk
mengembalikan suara PPP yang hilang minimal sama pada pemilu tahun 1999,
sehingga harapan kami pada pemilu 2014 yang akan datang kader dari PPP
tiap-tiap dapil di Kota Depok akan terwakilkan di DPRD Kota Depok.” Ujar
Isdiyanti saat ditemui Media BINA Persatuan di rumah makan Mang Engking
Universitas Indonesia.
Dengan
banyaknya ulama besar dan tokoh masyarakat yang menyatakan kembali kerumah
besar umat Islam (PPP) inilah yang membuat Isdiyanti optimis bahwa suara PPP
untuk pemilu 2014 nanti bisa kami raih sesuai target, “memang PPP di Kota Depok
tidak memiliki tokoh, tapi kami akan menciptakan kader dari PPP agar bisa
menjadi tokoh politik. Kami juga belum mempunyai system yang kuat, tapi kami
memiliki program yang bagus dan bisa mengangkat suara PPP serta mengembalikan
suara PPP yang hilang.” Tambahnya.
Terbukti
saat Mukercab (Musyawarah Kerja Cabang) PPP Kota Depok kemarin (21/1) di Graha
Insan Cita, Cimanggis hampir ribuan kader PPP Kota Depok menghadiri saat
pembukaan Mukercab, minimal ini sudah menjadi sinyal bahwa PPP sudah mulai bangkit di
Kota Depok, dan bagi pengurus partaipun baik mulai dari DPC, PAC, maupun
Ranting ghirohnya sudah mulai bangkit kembali, apalagi dengan deklarasinya Dr.
KH. Ahmad Damanhuri, MA. kembali bergabung di rumah besar umat islam (PPP).
Pemerintah
Kota Depok saat ini sudah melakukan pemekaran dari 6 Kecamatan menjadi 11
Kecamatan, ini artinya untuk suara PPP juga kemungkinan besar akan bertambah
dengan terbentuknya pengurus PAC dan Ranting di 5 kecamatan tersebut. “saya
menghimbau kepada teman-teman pengurus PPP baik PAC maupun Ranting yang sudah
terbentuk agar lebih mendekatkan diri kepada masyarakat dengan cara
sentuhan-sentuhan, karena dengan cara seperti inilah masyarakat akan merasa
diperhatikan.” Himbau anggota Komisi A DPRD Kota Depok ini.
Dalam
pencalegan dini PPP Kota Depok lebih menginginkan proporsional terbuka, artinya
kepada siapapun yang ingin memajukan PPP di Kota Depok dipersilahkan untuk
mendaftarkan dirinya sebagai caleg, kemudian cara pemilihannya tetap dipilih
suara yang terbanyak.
“PPP
akan lebih hancur lagi jika cara pemilihan nanti dikembalikan kepada nomor
urut, karena para caleg tidak akan bekerja, tapi jika caranya sama seperti
periode kemarin yaitu dipilih suara yang terbanyak maka semua caleg akan
bekerja, karena memiliki peluang yang sama.” Imbuh Isdiyanti.
Dalam
menjaring suara perempuan untuk PPP Kota Depok, wakil ketua DPC PPP Kota Depok
bersama kawan-kawan yang lainnya ini sudah mulai turun kebawah, menurut
Isdiyanti memang kalau kita telusuri dan jalankan ini mudah tapi susah karena
kebanyakan dari perempuan yang sudah berumah tangga selalu yang dibicarakan
adalah dapur, ataupun sibuk dalam pekerjaan. Jadi saat ini yang sedang
dilakukan oleh Isdiyanti adalah pendekatan secara pribadi, terutama kepada
Majelis Ta’lim, karena sasaran paling kuat dari PPP adalah Majelis Ta’lim.
“Anggota
DPRD Kota Depok perempuannya ada sekitar 17 orang, jadi bukan hal yang
tabu lagi. Saya rasa sekarang ini sudah tidak ada lagi halangan dan
rintangan perempuan untuk berpolitik. Apa lagi semenjak ada kepengurusan baru
yang memperioritaskan suara perempuan 30% dalam kepengurusan partai. Iis juga
memaparkan bahwa ada semangat baru disekitar PPP di Depok, pasalnya
kaum perempuan itu sangat mudah untuk diarahkan.” Jelasnya.