Jakarta
- Partai Persatuan Pembangunan sebagai partai politik Islam paling senior
diharapkan dapat menjadi pelopor dalam merajut persatuan kekuatan politik umat
Islam. Kekuatan politik Islam yang tersebar di banyak partai perlu disinergikan
dalam rangka memberdayakan umat Islam Indonesia.
Faktanya,
friksi-friksi agenda politik yang ada selama ini semakin memarginalkan posisi
politik umat Islam. Sudah saatnya masing-masing partai politik menurunkan ego
masing-masing demi meraih kepentingan yang lebih besar.
"Motto
PPP ini kan rumah besar umat Islam. Semestinya, motto ini jangan cuma slogan
yang bersifat retoris saja. Perlu dibumikan secara empiris di tengah-tengah
umat Islam", demikian disampaikan oleh Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah,
Saleh Daulay, pada acara dialog kebangsaan bertema "Refleksi Perjalanan
Bangsa Menatap Indonesia ke Depan" yang dilaksanakan Fraksi PPP MPR RI di
Jalan Diponegoro No. 60 Jakarta (rabu, 15/8).
Dalam
penilaian Saleh, PPP selama ini belum maksimal menyuarakan aspirasi umat Islam.
Aktivitas dan gerakan PPP masih berkutat dalam memperjuangkan kepentingan
internal partai. Sementara kepentingan umat Islam cenderung belum tersentuh
atau bahkan terabaikan.
"Sebagai
contoh, saya belum melihat keseriusan PPP dalam melibatkan umat Islam dalam
mendesain masa depan Indonesia. Pembahasan RUU di DPR, misalnya, nyaris
meninggalkan partisipasi umat. Ormas-ormas dan OKP-OKP Islam tidak diajak duduk
bersama dalam mendiskusikan dan merumuskan RUU-RUU tersebut".
Dalam
menyongsong pemilu 2014 yang akan datang, Saleh menyarankan agar PPP lebih
serius mempersiapkan diri. Pasalnya, hasil survey-survey yang dirilis
belakangan ini belum menggembirakan. Kelihatannya ada semacam krisis
kepercayaan kepada partai-partai politik, termasuk tentunya partai-partai
politik berasas Islam.
"Sebaiknya,
PPP mempelopori komunikasi intensif baik antar partai-partai politik Islam
maupun dengan simpul-simpul umat Islam seperti ormas dan OKP Islam. Jika ini
diabaikan, masa depan partai-partai politik Islam akan menjadi
taruhannya".
Hadir
sebagai pembicara, Saleh Daulay, Noer Fajriansyah (PB HMI), Addin Jauharuddin
(PB PMII), Dawax Fathurrahmaan (Pemuda Muslimin Indonesia), Hilman Ismail
Metareum (PP GMPI), Ahmad Syauqi (PP IPNU).
Acara dibuka oleh
Irghan Chairul Mahfiz dan dipandu oleh Zainut Tauhid dari Fraksi PPP. (RMOL, 15
Agustus 2012)