Jakarta - Pada Pemilu 1977, Partai Persatuan Pembangunan berhasil memperoleh suara terbanyak di ibukota. Pada saat rezim Orde Baru bercokol, kemenangan di Ibukota ini tentunya suatu yang mengancam penguasa.
"Yang menarik keberhasilan PPP menang di ibukota karena keberhasilan kami meraih simpati rakyat kecil. Juga kita tidak membuat orang takut dengan Islam. Buktinya di TPS di Lokalisasi Kramat Tunggak Jakarta Utara, PPP lah yang menang," kata mantan fungsionaris PPP H Ridwan Saidi, dalam acara polemik bertema 'Soal Hasil Survey, Parpol Islam Merosot' di Warung Daun, Cikini, siang ini.
Menurut pria yang akrab dipanggil Babe tersebut, apa yang dilakukan dirinya dan banyak kader PPP saat itu, tidak menonjolkan larangan-larangan yang menyinggung perasaan dan adat masyarakat setempat. Selain itu PPP kala itu juga mengusung tema kampanye yang pro kepada rakyat kecil korban penggusuran.
"Jadi yang menonjol Islam itu pro rakyat yang tertindas. Sayangnya saat ini banyak pemimpin Islam yang gampang melarang, atau menyinggung adat. Seperti Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan yang menyinggung jaipong. Juga kader PPP Karawang yang mempersoalkan sedekah laut, akibatnya banyak orang tidak simpatik dengan partai Islam," kata Babe. (Suara Merdeka, 20 Oktober 2012)