Makassar
— Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Sulsel
meminta kadernya meningkatkan rasa kebangsaan.
Hal
itu diungkapkan melalui dialog kebangsaan dengan tema “Peran Parpol dalam
Menjaga Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia”. Kegiatan itu digelar di
Losari Resto & Cafe, baru-baru ini. Tampil sebagai narasumber, akademisi
Prof Aswanto, Ketua Bappilu DPP PPP Fernita Darwis, dan Ketua DPW PPP Sulsel
Amir Uskara.
Ketua
Bappilu DPP PPP Fernita Darwis, menjelaskan tentang upaya-upaya parpol dan
kondisi negara setelah orde baru dan setelah penetapan otonomi daerah (Otoda).
Pasca orde baru dan penetapan otoda, rasa kebangsaan masyarakat mulai menurun.
Bahkan, muncul berbagai persoalan bangsa yang dihadapi masyarakat.
“Saya
melihat realitas politik lokal setelah otoda, muncul berbagai persoalan.
Diantaranya, munculnya raja-raja kecil di pemerintahan dan masyarakat,
munculnya konflik-konflik di daerah, meluasnya korupsi, serta kompetensi
pejabat di daerah semakin berkurang,” ucapnya.
Untuk
itu, dibutuhkan penyiapan sumber daya manusia (SDM) yang memadai serta perlunya
peningkatan kapasitas dan akuntabilitas sebagai aktor lokal. Dalam hal ini,
pemimpin dan pelaksana baik pemerintah dan swasta.
“Saya
kira kita perlu memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk mengelola dan
mengalah demi kekuatan yang dimiliki. Manfaatkan peluang, serta atasi kelemahan
dan ancaman,” jelasnya.
Selain
itu, kader PPP harus mampu meningkatkan perannya di masyarakat. Khususnya,
untuk terciptanya persepsi positif terhadap upaya pembangunan dan pemupukan
sikap kreatif, inovatif, disiplin dan kerja keras, yang menjadi tujuan
membangkitkan rasa kebangsaan tersebut.
Sementara,
Ketua DPW PPP Amir Uskara, mengungkapkan, dialog digelar untuk membangkitkan
kembali rasa kebangsaan kader-kader PPP terutama kepada para tokoh masyarakat.
“Kegiatan
ini dilakukan untuk mengisi pengetahuan tokoh-tokoh masyarakat dan pengurus
partai dalam meningkatkan kembali rasa kebangsaannya,” katanya.
Pasalnya, saat ini rasa kebangsaan masyarakat di Indonesia, khususnya di Sulsel
sudah semakin menipis. Terbukti, banyaknya konflik-konflik horizontal yang
terjadi di masyarakat.
Selain Fernita,
dialog juga dihadiri Wakil Sekjen Korwil Sulawesi, Maryam Tawil, pengurus
partai kabupaten/kota, tokoh masyarakat dan anggota DPRD Sulsel dan
Kabupaten/Kota asal PPP.