Semarang
— Guna mengurangi penyusutan lahan pertanian produktif dan perkebunan, Fraksi
Partai Persatuan Pembangunan (FPPP) Jawa Tengah mengusulkan agar jalan tol
Semarang- Cirebon diwujudkan dengan fly over (jalan layang).
Jika
memungkinkan, pembuatan jalan layang ini juga diusulkan untuk dibangun diatas
jalur utama pantai utara (pantura), di wilayah Provinsi Jawa Tengah. Sehingga
proyek pembangunan jalan tol sepanjang kurang lebih 250 kilometer ini tidak
akan berkontribusi terhadap penyusutan lahan pertanian produktif di wilayah
Jawa Tengah.
Hal
ini terungkap dalam laporan hasil reses FPPP DPRD Provinsi Jawa Tengah, yang
disampaikan oleh anggota FPPP, Hj Indah Mustika Yuliati pada sidang paripurna
DPRD Jawa Tengah, Senin (27/8). Rencana pembangunan Jalan Tol Cirebon –
Semarang, jelas Indah, diakuinya sudah menjadi program kebijakan dan
kewenangan pemerintah pusat.
Realisasi
pembangunan jalan tol tersebut akan memakan lahan seluas 25.000 ha, dengan
asumsi jarak Cirebon – Semarang sepanjang 250 km dan lebar ruas jalan tol 100
m. Disamping hilangnya lahan pertanian produktif, perkebunan dan pemukiman,
pusat-pusat perekonomian di sepanjang jalan pantura yang sekarang berkembang
pesat akan berubah menjadi sepi.
Dengan
begitu, pembangunan jalan tol ini bisa memberikan dampak perekonomian
masyarakat, di sepanang jalur pantura Jawa Tengah. Untuk itu, FPPP DPRD Jawa
Tengah mengusulkan agar pembangunan jalan Tol Cirebon – Semarang dibangun di atas
ruas jalan pantura,” tuturnya.
Pemikiran ini juga
sejalan dengan kebijakan Gubernur Jawa Tengah yang mengajak semua pihak untuk
menjaga dan melestarikan lahan pertanian produktif di Jawa Tengah. “Karena
Provinsi Jawa Tengah –selama ini—menjadi salah satu daerah penyangga pangan
nasional diantara daerah lain di tanah air,” katanya. (Republika, 27 Agustus
2012)