Jambi - Kabar yang
menyebutkan hasil survei lembaga survey nasional (LSN) terhadap elektabilitas
partai berbasis agama Islam mengalami penurunan, termasuk Partai
Persatuan Pembangunan (PPP), dibantah Elviana, Koordinator Wilayah (Korwil) PPP
untuk Sumbagsel DPP PPP. Hasil LSN mengungkapkan total pemilih partai berbasis
massa Islam hanya 15,7 persen dari seribuan orang responden. Kecenderungan ini
menurun dibandingkan ketika pemilu 1999 atau 2004, ketika suara parpol berbasis
massa Islam cenderung tinggi.
Menurut Elviana, sejatinya
penyebab turunnya elektabilitas partai berbasis agama, sebenarnya itu bukan
masalah parpol Islam atau tidak Islam. Tetapi itu masalah partai menengah, yang
disebabkan oleh empat hal.
“Salah satunya, telatnya partai
menengah memunculkan pemimpin nasional yang berkarakter kuat,” sebutnya.
Dikatakannya, trend
menurunnya Parpol berbasis Islam tidak bisa digeneralisir menjadi turunnya
tingkat elektabilitas partai berbasis Islam pada Pemilu 2014.
‘’Intinya, kita perlahan tapi
pasti, masyarakat pemilih akan kembali ke bentuk awalnya. Kejenuhan terhadap
isu-isu korupsi akan membuat masyarakat kembali menentukan pilihannya kepada
partai berbasis agama,” katanya.
Kata dia, dari hasil survei
terlihat, tokoh-tokoh yang masuk papan atas saat ini adalah tokoh yang sudah
eksis sejak awal reformasi tahun 1999.
‘’Sementara, 59 persen masyarakat
yang berpendidikan rendah menilai partai, dari karakter figur pemimpinnya,”
ujarnya.
Selain itu, masalahnya juga
disebabkan posisi minoritas Parpol menengah di parlemen dan tidak kunjung
bersatu serta kurang mampu tampil menjadi penggerak manuver politik di tingkat
nasional.
“Dampaknya, partai menengah yang
relatif terbatas aksesnya kepada sumber keuangan. Secara faktual frekuensi
penampilannya di media jauh lebih rendah dibandingkan partai papan atas,”
ujarnya.
Yang terakhir, terangnya media semestinya memberikan
ruang yang dominan kepada pemikir, pengamat dan akademisi yang berorientasi
politik sekuler. (Metro Jambi, 2 Juli 2012)