Jakarta - Dalam satu pekan terakhir pertengahan bulan Januari lalu, para ulama di Jawa Tengah dan Jawa Barat memberi dukungan kepada Ketua Umum DPP PPP sebagai calon presiden dalam Pemilu 2014 mendatang. Apa makna dukungan itu?
Dalam sepekan terakhir, para ulama di Jawa Tengah dan Jawa Barat secara kompak memberi dukungan kepada Ketua Umum DPP PPP Suryadharma Ali untuk maju sebagai calon presiden dalam Pemilu 2014 mendatang.
Seperti pada Kamis (9/1/2013) lalu Pengasuh Pondok Pesantren Al Hikmah Sirampok, Brebes, KH. Labib bersama pengurus pondok pesantren se-Jawa Tengah di Pekalongan meminta agar Suryadharma Ali maju dalam Pilpres 2014 mendatang.
"Para ulama se-Jateng telah sepakat siap mengusung Suryadharma Ali menjadi calon presiden pada Pilpres 2014 sehingga kami akan secepatnya berkoordinasi dengan ulama lain dan menemui Menteri Agama itu," kata Labib.
Para ulama Jawa Tengah ini beralasan, figur Suryadharma Ali merupakan sosok yang bersih dan santun. Mereka berkeyakinan, Suryadharma mampu mengemban amanah untuk memimpin Indonesia.
Gayung bersambut, pada Jumat (10/1/2013), para ulama se-Jawa Barat juga menyuarakan hal sama. Menurut Ketua Panitia KH Mashlahul Ihsan figur Suryadharma Ali memiliki kapasitas dan kapabilitas untuk menjadi calon presiden dalam Pemilu 2014. "SDA merupakan kader terbaik yang dimiliki saat ini dan memiliki kapasitas dan kapabilitas, serta aksesibilitas, memadai untuk berkompetisi di 2014," kata Mashlahul.
Soal jejak rekam, mereka berpendapat, Suryadharma Ali cukup baik saat memimpin PPP maupun saat menjadi menteri selama dua periode pemerintahan SBY. "Suryadharma sudah melalui proses panjang dalam organisasi," cetus Mashlahul.
Pengamat politik Islam Bachtiar Effendy menilai cukup wajar dukungan yang muncul dari para ulama di Jateng dan Jabar kepada Suryadharma Ali untuk maju dalam Pilpres 2014 mendatang. "Karena di daerah-daerah itu memang kantong suara PPP. Ditambah, dalam persepsi ulama, representasi partai Islam itu ya PPP," ujar gurubesar politik Islam di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, saat dihubungi Minggu (13/1/2013).
Soal figur Suryadharma Ali sendiri, Bachtiar menegaskan tidak ada persoalan. Pengalaman panjang di organisasi telah dilalui seperti menjadi Ketua Umum PB PMII serta menteri di dua periode di pemerintahan SBY. "Itu modal penting Suryadharma. Saat era reformasi, ia juga muncul. Berbeda dengan Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq yang muncul belakangan," papar Dekan FISIP UIN Syarif Hidayatullah ini.
Dia juga menilai, posisi politik PPP sebagai partai Islam harus bisa dimanifestasikan dalam program kerja yang nyata di depan publik. Meski, menurut Bachtiar, program kerja saja tidak cukup. "Karena masyarakat kita dalam kenyataannya menentukan pilihan karena pencitraan. PPP harus menghadirkan Islam yang bukan ekslusif, tapi harus bisa bermanfaat bagi seluruh Indonesia. PPP harus kerja keras mengembangkan citra baik," saran Bachtiar.
Jika membandingkan dengan partai lainnya, memang PPP hingga kini belum jelas siapa jago yang akan diusung dalam Pilpres 2014 mendatang. Sedangkan partai lain secara tegas mencalonkan ketua umumnya sebagai kandidat presiden seperti Partai Golkar mencalonkan Aburizal Bakrie, PAN dengan Hatta Rajasa, Gerindra dengan Prabowo Subianto serta Hanura dengan Wiranto.
PPP bagaimanapun harus bekerja lebih keras untuk dapat menarik suara khususnya pemilih muslim. Apalagi jika merujuk berbagai riset politik, elektabilitas PPP tak signifikan, setidaknya tidak mengalami kenaikan dibanding hasil Pemilu 2009 lalu. PPP mau tidak mau harus menggenjot perolehan suara dalam Pemilu 2014 mendatang. Itu jika berkeinginan mendudukkan Ketua Umumnya di posisi RI 1 ataupun RI 2. Semua kembali ke kader. (Inilah, 28 Januari 2013)
Dalam sepekan terakhir, para ulama di Jawa Tengah dan Jawa Barat secara kompak memberi dukungan kepada Ketua Umum DPP PPP Suryadharma Ali untuk maju sebagai calon presiden dalam Pemilu 2014 mendatang.
Seperti pada Kamis (9/1/2013) lalu Pengasuh Pondok Pesantren Al Hikmah Sirampok, Brebes, KH. Labib bersama pengurus pondok pesantren se-Jawa Tengah di Pekalongan meminta agar Suryadharma Ali maju dalam Pilpres 2014 mendatang.
"Para ulama se-Jateng telah sepakat siap mengusung Suryadharma Ali menjadi calon presiden pada Pilpres 2014 sehingga kami akan secepatnya berkoordinasi dengan ulama lain dan menemui Menteri Agama itu," kata Labib.
Para ulama Jawa Tengah ini beralasan, figur Suryadharma Ali merupakan sosok yang bersih dan santun. Mereka berkeyakinan, Suryadharma mampu mengemban amanah untuk memimpin Indonesia.
Gayung bersambut, pada Jumat (10/1/2013), para ulama se-Jawa Barat juga menyuarakan hal sama. Menurut Ketua Panitia KH Mashlahul Ihsan figur Suryadharma Ali memiliki kapasitas dan kapabilitas untuk menjadi calon presiden dalam Pemilu 2014. "SDA merupakan kader terbaik yang dimiliki saat ini dan memiliki kapasitas dan kapabilitas, serta aksesibilitas, memadai untuk berkompetisi di 2014," kata Mashlahul.
Soal jejak rekam, mereka berpendapat, Suryadharma Ali cukup baik saat memimpin PPP maupun saat menjadi menteri selama dua periode pemerintahan SBY. "Suryadharma sudah melalui proses panjang dalam organisasi," cetus Mashlahul.
Pengamat politik Islam Bachtiar Effendy menilai cukup wajar dukungan yang muncul dari para ulama di Jateng dan Jabar kepada Suryadharma Ali untuk maju dalam Pilpres 2014 mendatang. "Karena di daerah-daerah itu memang kantong suara PPP. Ditambah, dalam persepsi ulama, representasi partai Islam itu ya PPP," ujar gurubesar politik Islam di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, saat dihubungi Minggu (13/1/2013).
Soal figur Suryadharma Ali sendiri, Bachtiar menegaskan tidak ada persoalan. Pengalaman panjang di organisasi telah dilalui seperti menjadi Ketua Umum PB PMII serta menteri di dua periode di pemerintahan SBY. "Itu modal penting Suryadharma. Saat era reformasi, ia juga muncul. Berbeda dengan Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq yang muncul belakangan," papar Dekan FISIP UIN Syarif Hidayatullah ini.
Dia juga menilai, posisi politik PPP sebagai partai Islam harus bisa dimanifestasikan dalam program kerja yang nyata di depan publik. Meski, menurut Bachtiar, program kerja saja tidak cukup. "Karena masyarakat kita dalam kenyataannya menentukan pilihan karena pencitraan. PPP harus menghadirkan Islam yang bukan ekslusif, tapi harus bisa bermanfaat bagi seluruh Indonesia. PPP harus kerja keras mengembangkan citra baik," saran Bachtiar.
Jika membandingkan dengan partai lainnya, memang PPP hingga kini belum jelas siapa jago yang akan diusung dalam Pilpres 2014 mendatang. Sedangkan partai lain secara tegas mencalonkan ketua umumnya sebagai kandidat presiden seperti Partai Golkar mencalonkan Aburizal Bakrie, PAN dengan Hatta Rajasa, Gerindra dengan Prabowo Subianto serta Hanura dengan Wiranto.
PPP bagaimanapun harus bekerja lebih keras untuk dapat menarik suara khususnya pemilih muslim. Apalagi jika merujuk berbagai riset politik, elektabilitas PPP tak signifikan, setidaknya tidak mengalami kenaikan dibanding hasil Pemilu 2009 lalu. PPP mau tidak mau harus menggenjot perolehan suara dalam Pemilu 2014 mendatang. Itu jika berkeinginan mendudukkan Ketua Umumnya di posisi RI 1 ataupun RI 2. Semua kembali ke kader. (Inilah, 28 Januari 2013)