Surabaya – Partai Persatuan
Pembangunan (PPP) memperoleh dukungan dari sejumlah kiai pengasuh pondok pesantren
(ponpes) di Jawa Timur.
Dukungan itu muncul dalam
serangkaian kunjungan kerja Ketua Umum PPP Suryadharma Ali (SDA) ke Jombang dan
Gresik. Dalam kunjungannya pada akhir pekan lalu,SDA bertemu dengan KH Nadjih
Ahad dan KH Fatihuddin Munawwir.Mereka merupakan pengasuh ponpes yang didirikan
pada tahun 1859 tersebut. Secara terang-terangan, KH Fatihuddin Munawir
mengatakan bahwa PPP merupakan satu-satunya partai yang berada di parlemen yang
masih berasaskan Islam.Adapun partai yang dulu berasaskan Islam lainnya telah
berguguran.
“Jadi sekarang ini saatnya
kembali ke rumah kita,”katanya. Sebelumnya, saat mengunjungi Ponpes Bahrul
Ulum, Tambakberas,Jombang,Sabtu (23/7), SDA mengakui kalau sejumlah kiai saat
ini telah menyatakan kembali dukungannya kepada PPP.
“Saya bersyukur karena mereka
telah kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi (PPP)” terangnya di hadapan sejumlah kiai
dari beberapa wilayah di Jawa Timur yang berkumpul di Ponpes Bahrul Ulum,
Tambakberas.
Dukungan itu, lanjut dia, sangat
berarti untuk mendongkrak perolehan suara partai berlambang Kabah ini di
wilayah Jawa Timur. Hal tersebut karena kiai merupakan figur yang sangat
dihormati dan menjadi anutan umatnya.
“Sebagai ketua umum PPP saya
merasa terhormat mendapat dukungan dari para kiai.Tentu dukungan ini sangat
berati. Para kiai itu memberikan dukungan bukan karena adanya tawaran politik
atau janji-janji tertentu dari PPP,”katanya.
Menurut SDA, Islam tak bisa
terpisahkan dari proses politik. Bila peranan agama tak disandingkan dengan
politik, maka kejayaan Islam bakal tersendat- sendat.
“Sejak zaman Presiden Soeharto,
Islam dipisahkan dari politik dan ditakartakar sehingga tak bisa memberikan
arti dan pengaruh dominan pada pendidikan nasional,” paparnya.
Selain itu, perkembangan
parpol-parpol yang membawa panji Islam sejak tahun 1955 hingga 2009 menurun
signifikan hingga 85% dari jumlah pemilih aktif. Suara umat Islam, terangnya,
terus menurun meskipun penduduknya mayoritas Muslim.
“Kok Islam dibonsai terus
menerus? Kalau ini dibiarkan, kita kalah langkah terus di berbagai bidang. Umat
Islam Indonesia banyak tertinggal karena terlena,” ungkapnya.
Sementara itu, Pengasuh Ponpes
Lirboyo, Kediri, KH Anwar Iskandar atau Gus War yang ikut hadir dalam pertemuan
di Tambakberas menyetujui pandangan Suryadharma.
“ Islam besar secara kultural,
tapi kecil secara politik dan ini berbahaya,”ungkapnya.
Menurut Gus War, dari rembuk para
ulama Jawa Timur beberapa waktu lalu mencuat keinginan dari para kiai untuk
melindungi ideologi ahlussunnah waljamaah (aswaja) sekaligus berperan serta
dalam partai berideologi aswaja.
“Harus ada ghirah berpolitik memperjuangkan agama,”
ujar Gus War. Akhirnya dari pertemuan itu disepakati untuk memberikan dukungan
ke PPP sebagai tempat untuk memperjuangkan aspirasi umat. (Sindo, 25 Juni 2012)