Jakarta - Partai Persatuan
Pembangunan (PPP) menilai krisis kemanusiaan yang dihadapi warga Rohingya telah
mencapai proporsi mengkhawatirkan. Oleh karena itu, negara tetangga perlu
membuka diri untuk menampung para pengungsi kaum minoritas terus dibantai
secara sistematis di Myanmar.
Demikian keterangan Sekretaris
Jenderal DPP PPP M Romahurmuziy yang disampaikan di Jakarta, Ahad (29/7),
terkait nasib minoritas Rohingnya. Dia mengatakan kaum minoritas Rohingya telah
diserang secara fisik dengan berbagai cara, bahkan di antaranya menggunakan senjata
dan rumah mereka dibakar.
Korban yang tewas telah mencapai
ribuan. Ribuan lainnya melarikan diri dari desa mereka dan mengungsi ke negara
tetangga terutama Bangladesh. Terjadi pencabutan hak mendasar warga negara
untuk hidup tenteram. Warga Rohingya dianggap bukan warga negara serta
diperlakukan selayaknya pengungsi ilegal.
PPP mengutuk pemerintahan Myanmar
yang telah melakukan penganiayaan dan pembunuhan massal secara sistematis
kepada kaum Rohingya. Hal ini mengindikasikan sebuah pembantaian etnis dan
kejahatan kemanusiaan yang luar biasa.
PPP juga mendesak pemerintah
Indonesia dan negara lainnya untuk membantu menyelamatkan kaum minoritas muslim
Rohingya dengan berbagai cara diplomatik maupun non-diplomatik dan berusaha
untuk membawa pelaku pembantaian tersebut ke pengadilan internasional.
"Kami mendesak kepada Persatuan Bangsa Bangsa segera membuka akses bantuan
kemanusiaan dari negara-negara tetangga di ASEAN agar dapat masuk memberikan
bantuan ke Myanmar," katanya.
PPP juga mengimbau kepada seluruh masyarakat Indonesia
untuk memberikan bantuan baik materil maupun moral sehingga kaum minoritas
Rohingya terlepas dari kezaliman pemerintahan Myanmar. "Kami mendesak agar
negara tetangga membuka diri untuk menampung para pengungsi kaum minoritas
Rohingya yang terus dibantai secara sistematis oleh pemerintahan Myanmar,"
katanya. (Liputan6, 29 Juli 2012)