Jakarta – Partai Persatuan
Pembangunan (PPP) telah mematangkan strategi pengusungan calon anggota
legislatif (caleg) dalam menghadapi Pemilu 2014. Partai berlambang Kakbah ini
juga berusaha melepas stigma sebagai partai Islam garis keras,dengan memasang
caleg- caleg populer dan public figuredi wilayah perkotaan.
“Kita sudah melakukan kerja
politik dalam hal ini menyusun caleg. Di mulai dari kalangan internal dulu yang
pada Juli nanti sudah selesai.Kemudian pada Agustus 2012, kita mulai buka caleg
eksternal,” ungkap Sekjen DPP PPP M Romahurmuzy kepada wartawan di Media Center
DPP PPP, Jakarta, kemarin.
Pria yang akrab disapa Rommy ini
mengatakan,PPP sudah mengumpulkan caleg di semua tingkatan,baik DPRD kabupaten/
kota, DPRD provinsi, maupun DPR RI.Untuk DPRD kabupaten/ kota, sejauh ini dari
496 kabupaten/kota yang ada,sudah 325 kabupaten/kota yang menyelesaikan.
Kemudian untuk caleg DPRD provinsi,sudah ada 26 dari 33 provinsi yang selesai.
“Memang beberapa provinsi
memiliki banyak kabupaten/ kota belum selesai karena proses penyusunan nama
caleg masih perlu dimatangkan. Provinsi besar seperti Jawa Timur, Jawa
Barat,dan Sumatera Utara itu belum,”paparnya. Untuk DPR pusat,Rommy menerangkan
bahwa PPP baru mengumpulkan 336 nama dari target 560 nama caleg yang boleh
diusung. Namun, targetnya pada Desember 2012 semua harus sudah tuntas.
Dengan demikian pada 2013,semua
caleg PPP sudah mulai bekerja.“Artinya, meski KPU menetapkan pengajuan DCS
(daftar caleg sementara) pada April 2013, tapi kita Desember 2012 sudah
selesai,”ujarnya. Ketua DPP PPP Fernita Darwis mengatakan, penyusunan caleg PPP
memang dilakukan dengan berbagai pertimbangan strategis partai. Termasuk dalam
rangka melepas stigma bahwa PPP adalah partai Islam berhaluan keras.
“Salah satu cara melepas stigma itu adalah dengan
menggandeng artis dan tokoh-tokoh masyarakat. Kita angkat public figure untuk
image building,”terangnya. Fernita memaparkan, PPP akan memasang caleg-caleg
artis dan public figure di daerah-daerah perkotaan yang menjadi basis massa
Islam heterogen. Dengan cara ini, ujarnya, PPP diharapkan bisa diterima semua
elemen karena stigma sebagai Islam garis keras tidak terbukti. (Sindo, 18 Juni
2012)