Jakarta - Ketua Umum DPP Partai
Persatuan Pembangunan (PPP) Suryadharma Ali menyatakan, sistem pemilihan umum
Indonesia sekarang ini menganut kapitalis, karena para pesertanya dituntut
memiliki dana besar jika ingin meraih banyak suara.
"Sistem Pemilu sekarang
memang sudah kapitalis, jika ingin mendapat peluang harus disertai banyak
uang," kata SDA, sapaan akrab Suryadharma Ali, pada pembukaan Rakernas II
Wanita Persatuan Pembangunan (WPP) PPP di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta,
Kamis petang.
Memang zaman kini sudah berubah.
Uang bukan segala-galanya, tetapi segala-galanya itu membutuhkan uang. Kendati
begitu, bagi PPP, hal itu tak menjadi gangguan untuk meraih banyak suara pada
Pemilu 2014.
"Jika kekuatan kita
menggunakan bus, ya pakai itu. Jika harus bajaj, tak masalah. Yang penting,
tujuan tercapai," kata Suryadharma Ali.
Hadir pada acara rakernas
tersebut Ketua Umum PP WPP, Ir. Hj. Nurhayati Payapo, Ketua DPP PPP Bidang
Pemenangan Pemilu Ir. Fernita Darwis, sesepuh PPP Aisyah Amini dan para tokoh
PPP.
Dunia kini mengalami perubahan,
masyarakat pun berubah. Termasuk sistem politik. Dalam kondisi demikian,
menurut dia, pemimpin tak boleh terbawa arus perubahan, tetapi harus
mengendalikan perubahan.
Karena itu jika sistem politik
sudah kapitalis tentu akan sulit mencari kader militan, tapi justru akan
mendapatkan kader mata duitan.
"Apakah kader miskin bisa
mendulang suara pada Pemilu mendatang. Saya tegaskan, bisa. Menurut pengalaman,
banyak peserta Pemilu memiliki banyak uang justru menjadi gila lantaran tak
mendapatkan kursi di legislatif. Di sisi lain, ada kader yang biasa-biasa saja
bisa mendapatkan kursi. Hal itu terjadi lantaran yang bersangkutan mau bekerja keras,"
katanya.
Kader PPP, lanjut dia, harus
mencontoh para kiai dan ulama, yang dengan segala keterbatasannya mampu
mendirikan pondok pesantren dan kini melahirkan tokoh-tokoh besar. PPP juga
ingin rasional untuk mendapatkan suara terbanyak.
Untuk itu, ia mengharapkan kader PPP dari kalangan
wanita untuk menetapkan target raihan suara dalam Pemilu 2014. Pemilu nanti
diprediksi bakal berjalan keras dan diharapkan kader PPP tak keder. PPP akan
menerjunkan kader tangguh, termasuk para wanitanya yang tahan banting. (Antara,
21 Juni 2012)