Jakarta - Partai Nasdem siap
jor-joran di awal debutnya di Pemilihan Umum 2014. Untuk memenang pemilu
legislatif nanti, Nasdem bakal memodali para calegnya dengan duit jumbo sebesar
Rp 5-10 miliar per orang.
Yang bakal dimodali juga tidak sedikit, mencapai 200-300 orang. Kalau 200 orang saja dikali Rp 10 miliar, berarti Nasdem bakal mengucurkan dana sebesar Rp 2 triliun untuk dana kampanye para calegnya saja.
Ketua Nasdem Patrice Rio Capella bilang, uang itu
sudah disiapkan Nasdem. Dari mana sumbernya? "Dari Pak Harry
Tanoesoedibyo, Pak Surya Paloh, dan masih banyak sumber yang lain," kata
Rio kemarin.
Menurut Rio, langkah ini dilakukan karena partainya
tidak ingin caleg Nasdem ‘bermain’ saat terpilih menjadi anggota DPR kelak.
Karena itu mereka memilih memodali calegnya, meskipun dengan angkanya yang
fantastis.
Dengan langkah ini, diharapkan anggota DPR dari
Nasdem dapat memperjuangkan aspirasi rakyat dengan tulus. Sebab, mereka tak
mengeluarkan modal sendiri saat pemilu legislatif.
"Harapannya caleg-caleg Nasdem terpilih akan
fokus memperjuangkan kepentingan rakyat secara luas tanpa ternoda. Itu yang
melatarbelakangi kami membiayai mereka yang punya kemampuan, kapabilitas, agar
punya bekal bekerja di dapilnya," ujarnya.
Sekjen Nasdem Ahmad Rofiq menimpali, bantuan yang
diberikan nanti bukan berupa uang tunai. Tapi berupa logistik seperti kaus,
spanduk, benderan, dan lain-lain untuk setiap caleg. Rofiq menyatakan, Nasdem
tidak masalah mengeluarkan dana sebesar itu.
"Untuk memenangkan pemilu, perlu strategi
yang massif dan terkonsolidasi dengan baik, agar terukur dalam meraih suara
nanti," ujarnya, tadi malam.
Dia memastikan, dana tersebut bukan untuk money
politic dan membeli suara masyarakat. Dana itu hanya akan digunakan untuk
keperluan kampanye dan atribut partai. Rofiq juga memastikan, dana yang akan
digunakan itu bersumber dari uang halal.
Ketua Bappilu Nasdem Ferry Mursyidan Baldan
mengungkapkan, pemberian modal kampanye Rp 5-10 miliar untuk para caleg Nasdem
adalah bagian dari strategi partai. Tujuannya untuk merekrut caleg berkualitas.
"Sesungguhnya rencana seperti itu bukan
dalam bentuk pemberian uang semata, tapi itu adalah rangkaian strategi Partai
Nasdem untuk bisa merekrut calon-calon berkualitas," katanya, kemarin.
Bagaimana tanggapan partai lain atas langkah
Nasdem ini?
Demokrat, Golkar, dan PDIP nampak santai-santai
saja. Hanya PPP yang terlihat agak kebakaran jenggot.
Wasekjen Demokrat Saan Mustopa bilang, pihaknya
tidak takut kalah saing dengan langkah Nasdem itu. "Kita tidak pernah
gentar," katanya, tadi malam.
Saan menyatakan, sah-sah saja Nasdem mau
menggelontorkan uang besar untuk para calegnya. Kata dia, publik akan punya
penilaian sendiri dengan yang dilakukan Nasdem. "Biarkan publik yang
menilai."
Ketua DPP PDIP Maruarar Sirait juga bilang
pihaknya tidak takut. "Setiap partai punya ideologi dan strategi sendiri.
Kami tidak merasa terancam,” katanya, tadi malam.
Untuk memenangkan pemilu, kata dia, PDIP lebih
konsen merekrut caleg bekualitas. Sekarang PDIP sedang menjaring kader yang
bisa dimajukan di pemilu legislatif. Sebelum jadi caleg, kader itu akan dites
dan diberikan pelatihan, agar saat terpilih, benar-benar bisa menggemban amanah
rakyat dengan baik. Dengan cara ini, Maruarar yakin PDIP bisa memenangkan
pemilu.
Wasekjen Golkar Lalu Mara Satriawangsa bilang,
Golkar nggak minat mengomentari isi kantong orang lain. Namun soal takut tidak
takut, Lalu Mara menegaskan, Golkar tidak takut. "Golkar tidak pernah
khawatir. Dilihat dari hasil survei dari semua lembaga, bisa terlihat Golkar
selalu di atas. Apa yang dilakukan dan diprogramkan Golkar sudah berada dalam
track yang benar," katanya, tadi malam.
Sekjen PPP Romahurmuziy merasa dana yang akan
dikucurkan Nasdem perlu ditelusuri. Kata dia, ada aturan yang membatasi sumber
pendanaan parpol. "Perlu ditelusuri dana itu dari mana, karena ada batasan
untuk sumber pendanaan partai. Kalau nggak salah perorangan itu Rp 1 M,
perusahaan itu Rp 5 M," kata Romi, kemarin.
Romi juga meminta agar NasDem transparan dalam
pengelolaan keuangannya. "Perlu dilakukan pembukuan yang transparan karena
itu berarti ada mobilisasi uang dalam jumlah sangat besar. Lagipula sebagai
lembaga yang dibentuk berdasarkan Undang-undang ada kewajiban untuk melakukan
pembukuan yang transparan," ujarnya.
Namun begitu, dia sesumbar PPP tidak takut. Sebab,
pemilih PPP segmennya sudah jelas. "Segmentasi pemilih NasDem adalah
nasionalis sekuler, sedangkan PPP berbeda," imbuhnya. (Rakyat Merdeka, 10
Juni 2012)