Banjarmasin - Dinas Pendidikan
(Disdik) setempat selaku instansi berwenang, baik tingkat provinsi maupun
kabupaten/kota diminta menarik buku-buku bacaan sekolah, yang berbau
pornografi.
Permintaan itu dari Wakil Ketua
DPRD Kalimantan Selatan (Kalsel) Fathurrahman dari Partai Persatuan Pembangunan
(PPP), di Banjarmasin, Selasa, sehubungan penemuan buku-buku bacaan anak
Sekolah Dasar (SD) di provinsinya, yang berbau pornografi.
Menurut wakil rakyat dari PPP
yang menyandang gelar Sarjana Pendidikan Islam (SPdI) itu, penarikan secara
dini terhadap buku-buku bacaan anak sekolah tersebut, penting, sebagai salah
satu upaya pencegahan kemungkinan munculnya seks bebas.
"Terlebih terhadap generasi
muda bangsa, kita berharap jangan sampai terjadi perilaku seks bebas. Sebab
kalau moralitas generasi bangsa terlibat dalam perilaku seks bebas, maka masa
depan bangsa akan suram dan bisa hancur," tandasnya.
Sebab, menurut politisi PPP yang
pernah menjadi guru pada lembaga pendidikan Islam di Kota Banjarmasin itu,
mencegah (preventif) agar tidak terjadi hal-hal yang tak diinginkan, lebih baik
daripada penindakan (represif). Karenanya, pimpinan termuda DPRD Kalsel itu
juga meminta pihak aparat terkait agar menyelidiki faktor-faktor/penyebab
masuknya buku-buku bacaan anak sekolah yang berbau pornografi tersebut.
"Kalau ternyata masuknya
buku-buku bacaan sekolah yang berbau pornografi itu ada unsur kesengajaan, maka
aparat terkait harus mengambil tindakan tegas sesuai prosedur dan ketentuan
yang berlaku," demikian Fathurrahman.
Sementara itu, Kepala Disdik Kota
Banjarmasin H Hesly Junianto ketika dikonfirmasi, seakan membantah, buku-buku
bacaan anak sekolah yang belakangan menghebohkan, sebuah pornografi.
"Tidak benar buku-buku
tersebut pornografi, hanya saja terlalu vulgar, sehingga tidak cocok untuk
bacaan anak-anak," tandas mantan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga
Berencana Banjarmasin dan alumnus Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta
itu.
"Namun demikian, guna
menghindari hal-hal yang tak diinginkan, kami dari Disdik Kota Banjarmasin,
sudah menarik buku-buku yang dianggap pornografie tersebut dari sekolah-sekolah
dalam wialah Banjarmasin," demikian Hesly.
Sebelumnya atau beberapa hari lalu, ada temuan di
perpustakaan SD Negeri Kebung Bunga 6 Banjarmasin, buku-buku bacaan yang
dianggap berbau pornografi dan sempat menghebohkan sekolah tersebut. (Antara,
12 Juni 2012)