Jakarta
- Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) menolak masuknya produk dari
Israel, terutama buah-buahan, seperti kurma dan jeruk Shantang. Demikian
disampaikan anggota Komisi IV DPR dari Fraksi PPP Zainut Tauhid Sa'adi kepada
pers di Jakarta, Senin (13/8), terkait impor buah dari Israel.
Penolakan
itu mengingat hingga kini RI tidak pernah membuka hubungan diplomatik dengan
zionis Israel, termasuk hubungan perniagaan. "Masuknya buah-buahan dari
Israel itu, tidak dapat di benarkan. Karenanya PPP mengecam tindakan segelintir
orang, yang membantu dan memperlancar dalam upaya masuknya produk buah-buahan
dari Israel tersebut," ujar Zainut Tauhid Sa'adi.
Ketua
DPP PPP ini mendesak oknum aparatur Pemerintah yang membantu kelancaran
aktivitas perniagaan buah dengan Israel, dengan pihak importir, untuk segera
menyadari kekeliruan tindakannya tersebut.
"Masyarakat
jelas akan merasa dibohongi atas produk-produk yang beredar di pasar dalam
negeri itu, di antaranya barang-barang dari Israel. Mengingat masyarakat dalam
negeri hingga kini tidak pernah mengakui keberadaan entitas Israel, yang telah
merampas wilayah rakyat Palestina dan mendudukinya, sehingga menyebabkan
penderitaan warga Palestina berkepanjangan hingga saat ini," ujar Zainut.
Anggota
DPR dari Dapil Jateng IX ini meminta agar Pemerintah, Menteri dan pejabat
terkait dapat menjelaskan mengapa meloloskan buah-buahan dari Israel tersebut.
"Kami
kira kasus ini harus dievaluasi. Untuk mengungkap institusi mana yang paling
bertanggungjawab atas lolosnya produk dari Israel di pasar dalam negeri ini.
Kalau memang ada unsur kesengajaan, tentu harus ditegur. Terhadap pihak
importir yang nakal pun harus di ingatkan, agar tidak mengulangi hal serupa
kedepannya, jika tidak akan menanggung kemarahan dari masyarakat nantinya,"
kata Zainut.
Dia menambahkan,
kegiatan perniagaan dengan Israel baik secara langsung dan tidak langsung
adalah ilegal. Sebab RI tidak mengakui keberadaan Israel. (Republika, 14
Agustus 2012)