Jakarta -
Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) menolak masuknya produk dari Israel,
terutama buah-buahan, seperti kurma dan jeruk Shantang.
Demikian
disampaikan anggota Komisi IV DPR dari Fraksi PPP Zainut Tauhid Sa'adi kepada pers
di Jakarta, Senin (13/8).
Penolakan
itu mengingat hingga kini RI tidak pernah membuka hubungan diplomatik dengan
zionis Israel, termasuk hubungan perniagaan.
"Masuknya
buah-buahan dari Israel itu, tidak dapat dibenarkan. Karenanya PPP mengecam
tindakan segelintir orang, yang membantu dan memperlancar upaya masuknya
buah-buahan dari Israel tersebut," ujar Zainut Tauhid Sa'adi.
Ketua
DPP PPP ini mendesak oknum aparatur Pemerintah yang membantu kelancaran
aktivitas perniagaan buah dengan Israel, dengan pihak importir, untuk segera
menyadari kekeliruan tindakannya tersebut.
Anggota
DPR dari Dapil Jateng IX ini meminta agar Pemerintah, Menteri dan pejabat
terkait dapat menjelaskan mengapa meloloskan buah-buahan dari Israel tersebut.
"Kami
kira kasus ini harus dievaluasi. Untuk mengungkap institusi mana yang paling
bertanggungjawab atas lolosnya produk dari Israel di pasar dalam negeri ini.
Kalau memang ada unsur kesengajaan, tentu harus ditegur," kata Zainut.
Sebelumnya,
data Badan Pusat Statistik (BPS) per 7 Agustus 2012 lalu melansir bahwa dua di
antara sembilan jenis buah impor terbesar yang diminati konsumen Indonesia
berasal dari Israel.
Pada
bulan Juni, buah kurma asal Israel tercatat masuk ke Indonesia. Jumlahya
sebanyak 20,6 ton dengan nilai US$191,3 ribu. Impor itu baru sekali itu sejak
Januari 2012.
Sedangkan jeruk
Shantang, masuk Indonesia pada April 2012 sebanyak 0,666 ton dengan nilai
US$709. Importasi itu juga terjadi sekali saja selama semester I tahun ini. (Media
Indonesia, 14 Agustus 2012)