Jakarta - Anggota FPPP DPR
Ahmad Yani menilai, isu pembangunan gedung baru Komisi Pemberantasan Korupsi
(KPK) dirasa nuansa politisnya cukup tinggi. Namun, Yani tidak paham siapa
pihak yang memolitisir isu pembangunan gedung KPK tersebut.
Yani bercerita, hampir semua
fraksi di komisinya sepakat dengan kebutuhan KPK akan gedung baru itu. Tanda
bintang yang berarti penundaan yang dibubuhkan dalam pengajuan anggaran
pembangunan gedung itu rencananya akan dicabut.
Tetapi, usulan yang diberikan
kepada KPK adalah mencari gedung-gedung pemerintah yang bisa digunakan.
Semestinya, dengan usulan seperti itu, kesekretariatan KPK-lah yang kreatif
untuk mencari gedung-gedung tersebut.
"Menurut saya nuansa
politisnya cukup tinggi. Tapi saya tidak paham siapa yang mempolitisir,"
kata Yani saat dihubungi, Jakarta, Selasa (26/6).
Sementara itu, beberapa tokoh
nasional mendatangi KPK dan menyerahkan dana sebagai sumbangan untuk membangun
gedung KPK. Mereka antara lain adalah Buya Syafii Maarif, Bambang Widodo Umar,
Ikrar Nusa Bhakti, Komaruddin Hidayat, Teten Masduki, Danang Widoyoko dan lain
sebagainya.
Menanggapi itu, Yani menyilakan
saja. Itu adalah hak mereka. Akan tetapi, Yani mengingatkan, KPK jangan
terjebak dengan menggerakkan pengumpulan dana semacam itu. Sebab, dana seperti
itu akan sulit mempertanggungjawabkannya.
Apalagi, kata dia, asal-usul uang penyumbang itu bisa
juga dipertanyakan. "Seolah-olah DPR dan KPK dibenturkan, padahal
pembahasan anggaran itu kan di DPR," kata Yani. (Jaringnews, 26 Juni 2012)