PENGUMUMAN: Dibuka pendaftaran bakal calon anggota DPRD Kabupaten Tegal, mulai 1 Januari s/d 28 Februari 2013. Info: Hubungi DPC PPP Kabupaten Tegal, telp.(0283)3275717 | Eko Mahendra Ridho

Follow Us

HEADLINE NEWS

Operasionalisasi Ideologi Islam

05 Agustus 2012


Oleh: Arief Mudatsir Mandan*

Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dengan sadar meyakini bahwa kemerdekaan dan terbentuknya Negara Republik Indonesia adalah atas berkat rahmat dan karunia Allah SWT, sebagaimana disebutkan dalam Pembukaan UUD 1945. PPP berpendirian bahwa bangsa Indonesia yang mayoritas beragama Islam memiliki jiwa dan semangat religious, yang terpancar dari nilai-nilai ajaran agama yang menjadi dasar keyakinan dan menjiwai perikehidupan masyarakat Indonesia.

Berdasarkana pemikiran tersebut, PPP berkeyakinan bahwa dengan nilai-nilai Islam sebagai landasan perjuangan, partai tetap dan terus memiliki semangat religious. Untuk itu PPP bertekad untuk memelihara, mempertahankan dan melestarikan jiwa dan semangat religious Islami sebagai nilai dasar, sikap mental, dan tekad rakyat untuk menjadi bangsa yang merdeka, bersatu, berdaulat, mandiri dan maju. Sebagaimana partai yang tumbuh dan berkembang di tengah-tengah rakyat, PPP dalam seluruh program dan kegiatannya menitik beratkan kepada pembangunan manusia seutuhnya secara rohaniah dan jasmaniyah yang dijiwai oleh keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT.

Oleh karena itu, PPP berpendirian bahwa nilai-nilai Islam harus menjadi sumber moral dan etik, sumber inspirasi dan sumber motivasi dalam perjuangan pembangnan nasional.

Namun begitu, rumusan garis perjuangan PPP yang berazas Islam itu masih sangat abstrak dan harus dituangkan dalam bentuk ideology yang siap dioperasionalkan dalam segala gerak dan program partai.

Sebuah ideology partai sesungguhnya harus mampu beroperasi dalam ranah kehidupan sehari-hari, bahkan harus terlihat dominan dalam suatu tatanan social tertentu. Karena ideology sebagai praktek kebudayaan relative memiliki otonominya sendiri, dan dalam kondisi tertentu bahkan sangat sulit direduksi begitu saja oleh kekuatan kelompok social politik maupun kelompok ekonomi manapun. Di sini aspek doktrin dalam kepartaian PPP sangat diperlukan dan harus terus dicari relevansinya dalam praktek kehidupan sehari-hari.

Ideology PPP harus dapat dilihat secara nyata dalam praktek kebudayaan sehari-hari, melalui berbagai variasi kehidupan nyata dalam masyarakat, misalnya dalam bidang seni budaya kontemporer seperti sastra, puisi, seni lukis maupun perfileman dan teater, serta musik kontemporer. Juga bias berbentuk seni pertunjukkan rakyat seperti ketoprak, seni ludruk jawa timuran, jatilan, wayang, maupun jenis kesenian rakyat lainnya yang begitu banyak tersebar di seluruh wilayah nusantara. Bias juga dalam bentuk kegiatan budaya keolahragaan dan sebagainya.

Dalam kalangan Islam, ritual-ritual tertentu seperti istighosah, bahkan pengajian rutin, kelompok yasinan, majelis taklim, juga bias bersifat ideologis, atau dimasuki berbagai kepentingan ideologi. Ideologi juga dapat diimplementasikan dalam bidang-bidang ekonomi dan kewirausahaan serta bidang perdagangan dan industry. Ideologi dalam hal ini menjadi tidak lagi terpusat dan semata-mata menjadi doktrin politik kekuasaan, melainkan juga tersebar dalam ranah kehidupan keseharian, sebagaimana layaknya kekuasaan juga tersebar dalam seluruh tatanan social masyarakat.

Jadi dalam kesimpulan yang konkrit, partai seperti PPP ini harus bias hadir dan terlibat ke dalam seluruh aspek kehidupan nyata di masyarakat dalam kerangka ideologi yang islami. Seluruh proses kebudayaan yang berdimensi sangat luas itu harus mampu dijangkau oleh PPP, masuk ke dalam wilayah ideologi, dan kemudian menjadi kebudayaan yang Islami, untuk kemudian dipertahankan keberlangsungannya.

Untuk bias operasional, ideologi harus dimaterialkan, dalam arti harus diwujudkan bentuknya yang konkrit dan nyata. Istilah material di sini jangan disalahpahami, lalu dituduh sebagai konsep materialismenya kaum materialis. Kita kaum muslimin juga punya konsep “serba wujud”, dalam arti sesuatu yang konkrit, kasat mata, bias dilihat dengan mata kepala, sebagai padanan dari konsep yang immaterial, abstrak, tidak terjangkau oleh mata kepala. Dalam dunia yang fana ini selalu ada dua konsep yang berbeda satu sama lain, atau bahkan berhadapan seperti konsep spiritual dan material, jiwa dan raga, fana dan baqa, lahir dan batin, dan seterusnya.

Permasalahannya adalah kita harus bisa mematerialkan konsep ideologi yang abstrak itu tetap dalam kerangka yang Islami. Itulah tugas utama para pemimpin PPP dalam rangka amar ma’ruf nahi munkar.

*Penulis adalah Ketua DPW PPP Jawa Tengah.
Bagikan:
Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar

 

© Copyright 2008-2013 DPC PPP Kabupaten Tegal | Design by Eko Mahendra Ridho | Powered by Blogger.com.