SLAWI (NP) – Penyaluran bantuan langsung tunai (BLT) sebagai kompensasi kenaikan bahan bakar minyak (BBM) mendapat penolakan keras dari dua fraksi di DPRD Kabupaten Tegal, yaitu FPKB dan FPPP. Kedua fraksi ini menilai, pemberian BLT hanya akan menimbulkan konflik baru di masyarakat.
Wakil Sekertaris FPKB, Ahmad Efendi ZN MSi, Rabu (21/5) kemarin mengatakan, fraksi secara tegas menolak rencana pemberian BLT kepada masyarakat miskin. Selain rawan konflik, BLT hanya akan membuat masyarakat miskin menjadi malas serta menggantungkan belas kasihan dari pemerintah. "Apapun alasannya kami menolak program kompensasi BLT. Bagi FPKB program BLT banyak sisi lemahnya ketimbang sisi baiknya," kata Efendi.
Efendi menilai, kenaikan harga BBM bisa saja dihindari jika pemerintah pusat lebih serius memperhatikan nasib rakyatnya. Alasannya, pemerintah hanya memakai standar harga minyak dunia ketimbang biaya produksinya. "Kalau hitungannya harga pasaran dunia jelas mahal, tetapi jika dihitung dari besaran harga produksi, kami yakin harga BBM tidak akan naik. Untuk itulah FPKB mengajak seluruh elemen masyarakat menolak rencana kenaikan BBM," ujar Efendi.
Sementara itu, Sekretaris FPPP Eko Mahendra S.Sos menjelaskan, data yang akan digunakan Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Tegal untuk BLT sudah tidak sesuai. Pasalnya data yang dipakai tahun 2005 yang belum ada perbaikan. "Tahun 2005 saja banyak masalah terjadi, kenapa harus dipakai lagi. Kalau mau dipakai mestinya didata ulang," ujar Eko.
Eko mengaku, partainya lebih memilih opsi menolak kenaikan BBM ketimbang BLT. "Ada tidak ada komando, kami sepakat dengan sikap FPKB. Kami siap terbang ke senayan untuk menyuarakan apsirasi masyarakat", tegas politisi muda PPP Kabupaten Tegal ini.
Sebelumya Kasi Sosial BPS Kabupaten Tegal, Hayun Kardika SSi mengatakan kalau data tahun 2005 akan dipakai untuk menyalurkan progran BLT. Hayun beralasan sampai saat ini tidak ada perintah untuk memperbaiki data tahun tersebut. “Kami nilai data tersebut masih layak dipakai tahun ini," kata Hayun. (Nirmala Post, 23 Mei 2008)
0 Comments
