Semarang - Wacana Gubernur Jateng periode 2013-2018
bukan dari tokoh militer, nampaknya masih sulit diwujudkan karena masyarakat
masih mengidolakan sosok militer.
Hal
ini diungkapkan Pengamat politik Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Drs
Moh Yulianto MSi, kepada Solopos.com,
Kamis (2/8/2012). Masyarakat Jateng, ujar ia, saat ini masih membutuhkan figur
tokoh militer sebagai gubernur sebab dinilai bisa menjamin stabilitas keamanan.
”Masih sulit mewujudkan Gubernur Jateng bukan dari tokoh militer,” katanya
menanggapi wacana Gubernur Jateng mendatang dari tokoh sipil.
Wacana
Gubernur Jateng mendatang dari tokoh sipil dilontarkan Ketua Presidium
Indonesia Police Watch (IPW), Neta S Pane. Yulianto menyatakan, masyarakat
masih menilai sosok militer yakni tegas dan disiplin, sehingga bisa memberikan
garansi stabilitas keamanan. Di samping itu sosok militer juga orangnya
terbuka, kalau bicara apa adanya. ”Sosok semacam ini (militer), masih disukai
masyarakat Jateng,” imbuhnya.
Lebih
lanjut dosen FISIP Undip ini menyatakan, pada pemilihah gubernur (Pilgub)
Jateng 2008 silam pernah melakukan penelitian mengenai persepsi masyarakat
terhadap tokoh militer yang maju sebagai calon gubernur (Cagub). Hasilnya,
masyarakat ternyata masih mengingingkan tokoh militer sebagai gubernur. Dan
hasilnya mantan Pangdam IV/Diponegoro dan Pangkostrad, Bibit Waluyo terpilih
sebagai Gubernur Jateng.
”Saya
kira pada era demokrasi yang terbuka ini sudah tak perlu lagi melakukan
dikotomi antara tokoh militer dan sipil,” tandasnya.
Menurut
ia, belum tentu kalau Gubernur Jateng dari tokoh sipil nantinya lebih baik
dibandingkan tokoh militer.
”Karena
ada tokoh sipil yang lebih otoriter dibandingkan tokoh militer,” kata Yulianto.
Sementara
Wakil Ketua DPW Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Jateng, Istajib AS, enggan
memberikan komentar tentang wacana gubernur mendatang bukan dari militer.
”Saya tak berkomentar
masalah ini, nanti malah menyinggung salah satu pihak,” ujar dia. (Sragen Pos,
2 Agustus 2012)