Wonogiri – Ketua Dewan
Pimpinan Cabang Partai Persatuan Pembangunan (DPC PPP) Wonogiri, Anding Sukiman
meminta dua anggotanya di DPRD Wonogiri menolak penganggaran pembelian mobil
dinas (mobdin). Menurut PPP penganggaran motor bagi kepala desa lebih tepat
dibanding mobil dinas.
Sikap PPP itu mendukung sikap
Paguyuban Kades se-Kecamatan Wuryantoro. PPP juga telah menyiapkan sanksi bagi
dua anggota Dewannya jika tak melaksanakan instruksi tersebut. “PPP mendukung
sepenuhnya sikap Paguyuban Kades se-kecamatan Wuryantoro yang menolak anggaran
mobnas senilai Rp3 mliar. Kami juga mendukung usulan pengadaan motor untuk
menunjang operasional tugas kepala desa dalam pelayanan masyarakat,” tegas Anding
kepada Solopos.com.
Ditambahkannya, di era
keterbukaan tidaklah pantas jika ada yang mengabaikan aspirasi rakyat.
Menurutna, medan tugas pada kades di Wonogiri sangat berat dan bekerja tidak
terbatas pada jam kerja. “Jadi aspirasi para kades ini harus ditindaklanjuti
kader PPP di DPRD Wonogiri. Anggota Dewan asal PPP meski mengindahkan instruksi
itu jika tidak sanksi sudah siap menunggu.”
Dijelaskan oleh Anding, anggota
DPRD adalah alat partai untuk mencapai sikap politik.
“Dua anggota Dewan asal PPP harus
berani bersuara di setiap tingkatan rapat. Baik di komisi anggaran, badan
anggaran maupun paripurna. Apalagi Bupati sudah memberikan isyarat bahwa
pembelian mobnas bisa ditunda.”
Lebih lanjut dikatakannya, daerah
lain sudah menerapkan peminjaman mobil untuk operasional dinas. “Salah satu
pertimbangan jika rental adalah ngirit dana. Daerah lain sudah
menerapkan tetapi kenapa Wonogiri justru akan membeli lagi. Pembelian motor
bagi kades akan pas karena realitasnya kondisi motor para kades sudah parah.”
Sementara itu, satu dari dua
anggota DPRD Wonogiri asal PPP, Dangi Darmanto menegaskan, secara pribadi
dirinya menolak penganggaran pembelian mobil dinas. Dia juga bersedia walk out
jika aspirasi rakyat yang memilihnya ditolak. Wakil rakyat asal Kismantoro ini
mengaku heran karena selalu diserang anggota Dewan yang lain jika mengusulkan
penolakan pembelian Mobdin. “Mobdin sekarang masih layak pakai. Apalagi
penganggaran belum final sehingga bisa di-drop. Secara pribadi tak
setuju . Justru motor kades yang layak diganti.”
Seperti diberitakan sebelumnya,
Paguyuban Kepala Desa (Kades) se-Kecamatan Wuryantoro menolak pengadaan mobnas
yang kini masih dibahas anggota DPRD Wonogiri. Paguyuban menilai jika anggota Dewan
dan eksekutif menyetujui pembelian mobnas maka lebih mementingkan diri sendiri
dibanding derita masyarakat.
Paguyuban kades mendukung
pengadaan kendaraan dinas apabila menyentuh kepentingan rakyat. Seperti mobil
ambulans untuk PMI, SAR, motor kades ataupun lembaga sosial yang bersentuhan
langsung dengan rakyat. Pernyataan itu disampaikan Kepala Desa Mojopuro,
Kecamatan Wuryantoro, Parmin dan diiyakan oleh para kepala desa dan kepala
kelurahan yang berkumpul di Mapolsek Wuryantoro.
“Umur motor kades sudah 10 tahun. Kondisinya sudah
cukup parah karena geografis desa/kelurahan di Wonogiri lebih banyak
pegunungan. Semua kades malu jika diminta berkoodinasi ke kabupaten karena ada
yang mogok di tengah perjalanan,” ujarnya. (Solo Pos, 24 Juli 2012)